Tidak mudah bagi kita untuk tetap bersikap rendah hati saat memiliki jabatan yang tinggi. Penghormatan dan keseganan orang lain mudah membuat kita menjadi besar kepala atau sombong. Kita membutuhkan anugerah Allah agar bisa tetap bersikap rendah hati dan takut akan Tuhan. Dalam bacaan Alkitab hari ini, kita menemukan nubuat yang disampaikan Nabi Yesaya tentang Babel. Babel一yang perkasa dan adidaya一akan dihancurkan dan jatuh ke tempat paling bawah (14:11). Kejatuhan Babel digambarkan seperti jatuh dari langit (tempat paling tinggi) ke dunia orang mati (tempat paling bawah). Kejatuhan ini dahsyat dan berakibat fatal, yaitu kehancuran total. Mengapa Babel digambarkan sebagai jatuh dari langit? Babel disebut sebagai Bintang Timur, Putra Fajar (14:12). Bintang Timur ini dikenal juga dengan sebutan Lucifer. Babel diumpamakan seperti bintang yang bersinar di timur waktu pagi hari. Babel adalah bangsa yang besar, bangsa yang sinarnya menarik perhatian bangsa-bangsa lain karena kemegahan dan kemakmurannya. Babel adalah bangsa yang berkuasa karena ia mengalahkan bangsa-bangsa lain pada waktu itu. Allah akan menghukum dan menghancurkan Babel karena ia menjadi semakin jahat, semakin kejam, dan semakin sombong. Ia berpikir bahwa ia dapat mengatasi Allah Pencipta langit dan bumi (14:13-14). Namun, tentu saja, kesombongan Babel akan sia-sia, karena Allah akan memusnahkan Babel sama sekali (14:15-17, 19-20).
Nubuat yang disampaikan oleh Nabi Yesaya juga berbicara tentang apa yang akan terjadi di hari kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali. Babel rohani, yaitu Setan atau Lucifer, akan dihancurkan dan dikalahkan. Setan beberapa kali diumpamakan sebagai Babel (Wahyu 17-19). Di dalam Wahyu 17:14 dicatat, "Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja. Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih, dan yang setia." Dari dahulu, sekarang, sampai masa yang akan datang, Allah selalu berada di Takhta-Nya yang Kudus. Ialah yang berdaulat atas segala yang Ia ciptakan. Tidak ada manusia yang berhak meninggikan diri sedemikian rupa, dan merasa bahwa diri mereka sudah begitu hebat dan mulia, sehingga tidak perlu hidup takut akan Allah. Hanya Allah yang patut disembah dan ditinggikan dalam hidup ini. Meskipun hidup di dunia kerap dilanda berbagai macam pergumulan dan penderitaan, jangan sampai kita tergoda untuk mengikuti iblis dan mengalihkan hati kita dari Tuhan. Apakah Saudara sudah tetap setia kepada Tuhan di dalam hidup ini?