Yesaya 26

Damai Sempurna

12 November 2023
GI Wirawaty Yaputri

Memiliki damai sejahtera adalah berkat yang kita dapatkan dari Allah setelah kita percaya kepada-Nya. Damai sejahtera muncul karena dosa kita diampuni, hidup kita memiliki makna, dan kita akan bersama dengan Tuhan di surga. Selain Tuhan, tidak ada siapa pun atau hal apa pun di dunia yang dapat memberikan damai yang sejati kepada kita. Dalam realita kehidupan sehari-hari, kita bisa kehilangan damai sejahtera, terutama saat kita menghadapi berbagai macam kesulitan, masalah, atau penderitaan. Hal-hal itu bisa menekan kita dan membuat hati kita menjadi tawar, marah, kecewa, pahit, dan sebagainya, sehingga kita kehilangan damai sejahtera di hati. Bacaan Alkitab hari ini menubuatkan tentang orang percaya yang tetap memiliki damai sejahtera di tengah penghakiman Allah terhadap dunia ini, "Yang teguh hatinya Kaujaga dengan damai sejahtera, damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya." (26:3). Perhatikan kata "damai sejahtera" di ayat ini! Mengapa kata "damai sejahtera" diulang dua kali? Dalam Bahasa Ibrani, pengulangan kata atau kalimat menunjukkan adanya penekanan makna dari kata atau kalimat tersebut. Pengulangan kata "damai sejahtera" (shalom) menunjukkan bahwa damai yang diberikan TUHAN kepada orang percaya adalah damai yang lebih mendalam atau lebih kuat. Beberapa terjemahan Alkitab menerjemahkan kata tersebut menjadi damai yang sempurna. Alkitab Bahasa Mandarin menerjemahkan kata tersebut sebagai 十分平安 (shi fen ping an), yang artinya sangat damai atau luar biasa damai. Allah memberikan damai yang sempurna kepada kita saat hati kita teguh untuk memercayai Allah dalam situasi apa pun, termasuk saat kondisi kacau, sulit, menyakitkan, mengecewakan.

Nabi Yesaya mengajak umat TUHAN untuk memercayai Allah selama-lamanya karena Ia adalah Gunung Batu yang Kekal (26:4). Tidak ada cara lain untuk mendapatkan damai sempurna di tengah kehidupan yang penuh dengan pergumulan ini, selain memercayai Allah dengan hati yang teguh. Ia adalah Gunung Batu yang Kekal, yang dapat menjadi tempat bersandar dan tempat berharap. Bila kita memusatkan perhatian pada diri kita dan kemampuan kita, maka masalah atau penderitaan yang berat akan membuat kita merasa lemah dan merasa tidak sanggup menghadapinya. Bila kita memusatkan perhatian pada orang lain, kita akan makin merasa kecewa dan patah semangat. Bagaimana dengan Anda: Saat menghadapi berbagai macam masalah, kesulitan, atau penyakit, kepada siapa Anda memusatkan perhatian Anda? Apakah Anda memercayai Allah atau Anda bergantung pada diri Anda sendiri?

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design