Dalam bacaan Alkitab hari ini, kita menemukan sebuah istilah yang mungkin asing bagi kita, yaitu Ariel, sebutan untuk Yerusalem. Dalam Alkitab, nama ini hanya muncul di kitab Yesaya dan kitab Ezra. Dalam Ezra 8:16, Ariel adalah nama salah seorang imam. Apakah arti kata Ariel? Secara literal, Ariel berarti Singa Allah, sebuah nama luar biasa yang menggambarkan kekuatan, kegagahan, dan kebesaran Yerusalem sebagai kota pusat kegiatan rohani. Dalam kitab Yesaya, sebutan Ariel tampaknya merupakan sindiran bagi Yerusalem. Di pasal 28, penduduk dan petinggi di Yerusalem meyakini bahwa mereka tidak akan hancur, meskipun mereka mengalami penghukuman atas dosa-dosa mereka. Di pasal 29 ini, mereka menganggap diri mereka kuat dan gagah perkasa seperti singa. Mereka begitu yakin dan percaya diri. Selain itu, mereka tinggal di kota tempat Daud berkemah (29:1). Mereka meyakini bahwa warisan yang ditinggalkan Daud akan menghindarkan mereka dari murka Allah. Oleh karena itu, mereka tetap melaksanakan perayaan demi perayaan, mabuk, dan memuaskan hawa nafsu. Mereka sama sekali tidak takut akan TUHAN karena merasa aman dan kuat.
Namun, TUHAN akan menyesakkan mereka (29:2). Ia akan memerangi Yerusalem (29:3), dan merendahkan mereka sampai ke dalam tanah (29:4). Ketika hal itu terjadi, Yerusalem tidak lagi dapat berkata-kata dalam kepongahan. Tidak ada lagi suara kesombongan mereka, yang ada hanya bisikan dari dalam debu (29:4). Mereka merasa begitu kuat dan gagah, namun ternyata mereka hanya debu saja! Ternyata Yerusalem begitu rapuh dan lemah. Kesombongan mereka membuat kejatuhan mereka lebih menyakitkan. Namun, di tengah kondisi Ariel yang sudah direndahkan seperti debu, Allah memerangi bangsa-bangsa yang Ia pakai untuk mengalahkan Ariel. Mereka menghadapi TUHAN Semesta Alam dalam guntur, gempa dan bunyi dahsyat, dalam puting beliung dan badai, dalam nyala api yang memakan habis. Dalam sekejap, mereka lenyap seperti abu halus (29:5-6). Di tengah kondisi terpuruk, Allah memberikan anugerah kepada Yerusalem. Ia memerangi bangsa-bangsa yang mengalahkan mereka. Mereka juga tidak habis lenyap. Ada orang-orang tersisa yang tidak dimusnahkan.
Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk menyadari siapa diri kita di hadapan Allah. Meskipun kita memiliki jabatan, kekayaan, kemampuan, kita hanya debu saja. Jangan sampai ketika kita berhasil dan orang-orang memuji kita, kita menjadi pongah, merasa begitu percaya diri, dan tidak lagi hidup takut akan TUHAN. Sudahkah Anda menyadari bahwa Anda hanya debu saja?