Kemuliaan bagi Allah di tempat maha tinggi! Itulah pujian Malaikat saat Yesus Kristus dilahirkan. Sudah seharusnya, segala sesuatu dalam alam semesta ini diabdikan untuk kemuliaan Allah (Roma 11:36). Kelahiran Yesus Kristus pun mendatangkan kemuliaan Allah. Yang menarik, pesan yang disampaikan malaikat kepada para gembala ditujukan untuk manusia: Pertama, malaikat memberitakan kabar sukacita besar kepada manusia (2:10). Kedua, pada hari Natal, telah lahir Juruselamat bagi manusia, yakni Yesus Kristus (2:11). Ketiga, tanda bagi para gembala tentang kelahiran Yesus Kristus adalah seorang bayi yang dibendung dan terbaring di dalam palungan (2:12). Natal--yang mendatangkan kemuliaan Allah--menyatakan kasih dan kepedulian Allah kepada manusia. Walaupun semua orang telah tercemar oleh dosa, dan Allah sungguh-sungguh membenci dosa, namun karena kasih, Allah mengosongkan diri-Nya menjadi Manusia yang mengambil rupa seorang hamba dan taat sampai mati di kayu salib untuk menebus kita (Filipi 2:8-11). Sungguh, sangat besar anugerah Allah tersebut!
Bagian selanjutnya dari nyanyian Malaikat memperlihatkan sudut pandang lain dari karya penebusan Kristus, yaitu memberi damai sejahtera atau shallom di bumi. Makna kata shallom adalah relasi yang harmonis antara Allah dengan manusia, antara manusia dengan sesama, dan antara manusia dengan alam. Relasi holistik yang harmonis itu merupakan kondisi yang dikehendaki Allah sejak awal mula penciptaan (Kejadian 1:31). Bila kita cermati dengan baik, relasi yang harmonis dalam keutuhan seperti itu tidak terjadi begitu saja saat kita percaya kepada Kristus. Sebagai contoh, dalam relasi dengan Allah, walaupun kita telah mengalami kelahiran baru, bisa saja kita menyembah Allah dengan setengah hati. Dalam relasi dengan sesama, biasanya manusia lebih mudah menyakiti perasaan orang yang terdekat dengan dirinya karena ia lebih berani bersikap apa adanya. Dalam relasi dengan alam, bukankah sampai hari ini manusia masih sering mengeksplorasi alam tanpa batas dan mencemari lingkungan dengan berbagai cara? Relasi yang harmonis tetap harus diusahakan oleh orang percaya!
Damai sejahtera yang diberitakan malaikat menjelaskan bahwa damai sejahtera di bumi adalah di antara mereka yang berkenan kepada-Nya. Ada tanggung jawab dari pihak orang percaya untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Anugerah Allah sangat besar, tetapi anugerah ini disertai dengan tanggung jawab dari pihak kita untuk melakukan kehendak-Nya, supaya damai sejahtera yang sejati itu semakin dapat diwujudkan. Apa yang dapat Anda lakukan untuk memupuk relasi yang harmonis dengan Allah, dengan sesama, dan dengan alam?