Jemaat Roma hidup di wilayah kekaisaran Romawi yang memiliki sistem pemerintahan otokrasi, artinya kekuasaan dipegang oleh satu orang, yakni Kaisar. Seperti kebanyakan penduduk yang lain, anggota jemaat merasa sulit mematuhi peraturan pemerintah akibat banyaknya oknum aparat dan pejabat yang tidak baik, apalagi mereka diperlakukan paling buruk. Situasi seperti ini membuat para anggota jemaat tergoda untuk bersikap pasif dalam pergaulan masyarakat dan tidak tunduk terhadap pemerintah, sambil berharap bahwa Tuhan Yesus segera datang kembali. Dalam bacaan Alkitab hari ini, Rasul Paulus tidak mengajak jemaat untuk membenci pemerintah Romawi abad pertama di bawah kaisar Nero yang arogan dan kejam, tetapi dia juga tidak membela penguasa Romawi. Ia menegaskan bahwa sikap membenci, membalas dendam, apalagi memberontak terhadap pemerintah tidak boleh ada dalam kamus orang Kristen. Ia justru mendorong mereka untuk sebisa mungkin tetap menjadi warga kota yang baik dan taat hukum (13:3-5) serta tetap membayar pajak (13:6-7). Mengapa sikap taat hukum dan taat pajak itu penting? Jawabnya adalah sebagai bentuk pengakuan iman dan kesaksian jemaat.
Kaisar Romawi bergelar anak allah dan Tuhan. Ia mengeklaim bahwa takhtanya adalah cermin kehebatannya sendiri. Namun, Rasul Paulus mengingatkan dan mendorong jemaat untuk menunjukkan pada masyarakat kota Roma bahwa semua pemerintah ditetapkan Allah, termasuk kaisar dan pemerintah Romawi, dan bahwa Yesus itu Anak Allah, Tuhan yang sejati. Kepatuhan anggota jemaat Roma terhadap pemerintah adalah wujud kasih dan ketaatan kepada Kristus. Ketaatan adalah iklan bagi iman Kristen untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat kafir di kota Roma bahwa Allah dan Tuhan Yesus itu lebih besar daripada kaisar (13:1,4), sekaligus pesan bahwa tanggung jawab anggota jemaat sebagai warga negara memiliki batas, yakni tanggung jawab itu tidak boleh membuat mereka menjadi warga surga yang buruk.
Saat ini, kritik dan protes kepada pemerintah diizinkan--selama dilakukan tanpa kekerasan--karena aparat dan pejabat pemerintah bukan manusia yang sempurna dan bisa salah. Sebagai warga negara Indonesia, sekaligus warga Kerajaan Surga, orang Kristen harus hidup secara bertanggung-jawab dalam dua status itu. Kita harus terus belajar menundukkan diri pada peraturan pemerintah sebagai bagian tak terpisahkan dari ketundukan terhadap pemerintahan Kristus. Bagaimana sikap Anda terhadap pemerintah? Apakah Anda bersedia tunduk kepada pemerintah, siapa pun presiden yang terpilih nanti?