Kemungkinan besar, daging yang dibeli di pasar telah dipersembahkan secara simbolis kepada berhala di salah satu kuil dewa-dewi orang Korintus. Biasanya, hewan korban dibawa ke kuil, lalu dibunuh di hadapan berhala sebagai bagian dari upacara keagamaan mereka, lalu dimakan pada pesta yang diselenggarakan di sana atau dibawa ke tukang daging untuk dijual di pasar. Orang-orang yang beriman bertanya-tanya apakah memakan daging tersebut membuat mereka dianggap ikut serta dalam penyembahan berhala.
Terhadap orang percaya yang beranggapan bahwa tidak ada masalah bila memakan daging yang telah dipersembahkan kepada berhala, Rasul Paulus berkata bahwa meskipun sebenarnya tidak ada berhala di dunia dan tidak ada ilah selain Allah yang esa, dan bahwa ritual kafir atau pengorbanan kepada berhala tidak ada artinya, memakan daging seperti itu bisa menggelisahkan perasaan saudara seiman yang hati nuraninya lebih sensitif. Oleh karena itu, agar orang percaya yang lemah iman atau kurang dewasa tidak salah paham terhadap tindakan mereka, mereka harus--karena pertimbangan hati nurani--menghindari memakan daging yang telah dipersembahkan kepada berhala.
Kebebasan Kristen tidak berarti bahwa apa pun boleh dilakukan. Keselamatan yang kita peroleh tidak ditentukan oleh perbuatan baik atau peraturan benar-salah, tetapi oleh pemberian cuma-cuma dari Tuhan (Efesus 2:8-9). Jelas bahwa kebebasan Kristen tidak dapat dipisahkan dari tanggung jawab Kristen. Orang yang baru percaya sering terlalu peka terhadap masalah benar-salah serta harus-jangan dilakukan. Beberapa tindakan--yang sebenarnya boleh dilakukan--bisa membuat bingung saudara-saudari seiman yang masih muda dalam iman dan sedang belajar menjalani kehidupan Kristen. Hati-hatilah agar kita tidak membuat orang Kristen yang sensitif atau masih muda dalam iman menjadi bingung. Janganlah tindakan kita membuat orang lain berbuat dosa. Bila kita mengasihi orang lain, seharusnya kebebasan kita menjadi kurang penting bila dibandingkan dengan keperluan memperkuat iman saudara-saudari seiman kita.
Kasih lebih penting daripada pengetahuan. Pengetahuan bisa membuat kita terlihat baik dan merasa diri kita penting. Akan tetapi, pengetahuan bisa membuat kita bersikap sombong dan sok tahu. Banyak orang memiliki keyakinan yang terlalu kuat sehingga tidak mau mendengarkan serta belajar dari Tuhan dan orang lain. Akibatnya, dari pada menolong orang bertumbuh makin mengenal dan mengasihi Tuhan, kita menjadi batu sandungan dan melemahkan iman orang lain.