Pintu pelayanan yang dibuka oleh Tuhan kadang-kadang dapat memunculkan penentangan dari pihak musuh, yaitu orang-orang yang menentang berita Injil. Rasul Paulus memiliki cukup banyak pengalaman tentang hal ini. Salah satu contoh adalah saat Rasul Paulus menulis surat kepada jemaat Korintus dari Efesus. Saat itu, dia sedang mencari tahu ke mana ia harus pergi selanjutnya. Ia memilih untuk tinggal lebih lama di Efesus karena terbukanya pintu pelayanan yang diberikan Tuhan kepadanya (Kisah Para Rasul 19:10). Rasul Paulus tahu bahwa Tuhan telah membuka pintu pelayanan. Sekalipun harus menghadapi banyak musuh, ia bertekad untuk tidak meninggalkan Efesus. Mengingat perlawanan yang harus ia hadapi, bisa saja Rasul Paulus memiliki pemikiran bahwa yang terbaik adalah melayani di ladang yang lebih bersahabat, bukan di ladang yang menunjukkan permusuhan. Akan tetapi, Rasul Paulus mendasarkan keputusannya pada kehendak Tuhan, bukan pada situasi yang dihadapi.
Saat merespons undangan Tuhan untuk melayani, jangan terkejut bila musuh berusaha menghalang-halangi, bahkan berusaha menggagalkan apa yang sedang kita lakukan. Jika kita hanya memusatkan perhatian pada masalah, perhatian kita bisa teralih dari pekerjaan Tuhan. Jangan sampai keputusan yang kita ambil didasarkan pada apa yang dilakukan musuh kita. Sesungguhnya, jika Allah di pihak kita, musuh tidak dapat menghalangi kita melaksanakan kehendak-Nya (Roma. 8:31). Sering kali, pekerjaan rohani yang paling berhasil dilakukan dalam kondisi penganiayaan dan perlawanan. Saat Rasul Paulus berada di Efesus, terjadi kerusuhan sebagai reaksi terhadap pelayanannya. Teater kota bergema dengan masa yang marah dan berteriak selama dua jam untuk mendukung dewa mereka, Besarlah Artemis dewi orang Efesus! (Kisah Para Rasul 19:23-41). Bayangkan ketegangan yang terjadi saat itu! Sekalipun demikian, ia tidak gentar. Akibatnya, meskipun berita Injil mengalami penolakan keras, Efesus menjadi salah satu kota utama tempat Injil diberitakan, dan dari sana menyebar ke seluruh Asia.
Apakah Anda memiliki kepekaan rohani yang membuat Anda bisa memahami kehendak Allah yang melampaui aktivitas manusia? Perhatikan perkataan Rasul Paulus, "sebab terbuka kesempatan bagiku untuk mengerjakan pekerjaan yang besar dan penting, sekalipun ada banyak penentang." (1 Korintus 16:9). Saat mempertimbangkan tempat pelayanan, lihatlah melampaui pendapat orang atau kondisi yang dihadapi agar kita bisa menemukan apa yang sedang dan akan Tuhan lakukan. Tetapkan hati kita dengan kekuatan Roh Kudus untuk mau terlibat dalam pekerjaan Tuhan, seberapa pun menantangnya pelayanan itu.