Markus 9:1-13

Mengenal Kemuliaan Kristus

7 Maret 2024
GI Purnama

Petrus, Yakobus, dan Yohanes adalah tiga murid Tuhan Yesus yang mendapat perhatian khusus. Hanya mereka bertiga yang dibawa saat Tuhan Yesus menunjukkan kemuliaan-Nya di sebuah gunung yang tinggi. Pengkhususan pada ketiga murid itu bukan diskriminasi, tetapi harus dipandang sebagai penyiapan bagi mereka bertiga untuk melaksanakan berbagai tugas berat di masa mendatang. Petrus adalah murid yang harus berkhotbah pada peristiwa Pentakosta dan pada pembukaan pelayanan kepada bangsa bukan Yahudi di rumah Kornelius (Kisah Para Rasul 2 dan 10). Yakobus adalah martir pertama di antara para murid Tuhan Yesus (Kisah Para Rasul 12:1-2). Yohanes adalah rasul yang wafat paling akhir di antara para murid, dan Dia merupakan murid Tuhan Yesus yang menuliskan kitab Injil terakhir—yaitu Injil Yohanes—untuk melengkapi ketiga kitab Injil yang lain.

Pengenalan yang benar terhadap kemuliaan Kristus akan menumbuhkan "ketakutan" yang bersifat positif, yaitu rasa hormat yang mendorong kita untuk hidup memuliakan Dia dan menaati Dia (bandingkan dengan Markus 9:6b). Adanya rasa hormat yang sehat terhadap Kristus akan disertai dengan kedekatan hubungan. Perhatikan ungkapan perasaan Petrus saat Ia menyaksikan kemuliaan Kristus, "Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." (9:5b TB1). Saat ketiga murid itu menyaksikan kemuliaan Kristus, mereka merasa takjub dan menyadari adanya "jarak" dalam wujud perbedaan status, sekaligus terdapat kedekatan yang membuat mereka bisa mengemukakan apa yang mereka rasakan.

Pada masa kini, gereja perlu menjaga keseimbangan antara menumbuhkan rasa hormat kepada kemuliaan Allah dan kedekatan dengan Allah yang menyertai kita dan hadir dalam setiap pergumulan kita. Ibadah tidak boleh hanya menekankan salah satu dari masalah rasa hormat dan kedekatan dengan Allah. Ibadah yang hanya menekankan rasa hormat kepada Allah membuat ibadah terasa mencekam, kaku, dan tidak bergairah. Ibadah yang hanya menekankan kedekatan dengan Allah bisa menimbulkan kebebasan yang liar, tanpa aturan, dan berpusat pada diri sendiri. Para orang tua dan guru sekolah minggu perlu menekankan keseimbangan antara rasa hormat dan kedekatan dengan Allah dalam ruang lingkup otoritas mereka. Apakah cara hidup Anda telah menunjukkan adanya rasa hormat kepada Allah? Apakah Anda telah berusaha untuk menjaga kedekatan dengan Allah melalui doa dan pembacaan Alkitab? Apakah rasa hormat dan kedekatan dengan Allah telah membuat Anda berusaha hidup menaati kehendak Allah?

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design