Ulangan 2:1-25

Mengasihi Apa yang Dikasihi Allah

4 April 2024
Pdt. Sumito Sung

Umat Israel menolak perintah TUHAN untuk maju, sehingga generasi mereka tidak diizinkan memasuki Tanah Kanaan (1:19-39). Ketika TUHAN meminta mereka melakukan perjalanan ke arah Laut Teberau, mereka melakukan perjalanan ke arah pegunungan dan dikalahkan (1:40-46). Pasal 2 dimulai dengan perkataan, "Kemudian berbaliklah kita, berangkat ke padang gurun, ke arah Laut Teberau, seperti yang difirmankan TUHAN kepadaku" (2:1a). Setelah mengalami kekalahan, akhirnya mereka menaati Allah dan melakukan perjalanan ke arah Laut Teberau.

Pertama-tama, bangsa Israel akan melewati wilayah Esau, yang dikenal sebagai Edom. Allah memberi perintah yang tegas kepada mereka agar tidak menyerang bangsa Edom. Alasannya, Allah telah memberkati Edom (2:5). Menurut Bilangan 20:14-21, Bangsa Edom tidak menerima kehadiran orang-orang Israel, dan mereka keluar untuk melawan Israel. Namun, Israel menaati perintah Allah untuk tidak menyerang mereka.

Perintah untuk tidak menyerang orang Edom diawali dengan kata-kata ini, "Mereka akan takut kepadamu, tetapi hati-hatilah selalu." (2:4b). Reaksi alami manusia adalah menyerang lawan yang telah menyakiti dirinya, apalagi jika kita tahu bahwa lawan itu takut kepada kita dan kita dapat menghancurkan mereka dengan mudah. Namun, Allah meminta orang Israel untuk menahan diri ("berhati-hati selalu"). Menahan diri itu tidak biasa. Dalam budaya Timur Dekat Kuno, bila suatu kelompok tidak dihormati oleh kelompok lain, mereka akan melindungi kehormatan mereka dan membalas. Sikap orang Israel yang tidak membalas bangsa Edom mengajar kita untuk menunjukkan kebaikan kepada musuh. Tidak membalas musuh adalah tugas yang sangat sulit. Kita perlu sangat "berhati-hati" agar dapat menguasai diri.

Setelah ditentang oleh bangsa Edom, orang-orang Israel berjalan terus menjauhi mereka (2:8). Musa menyebut orang Edom sebagai "saudara", dan dia tidak menyebutkan perbuatan buruk mereka. Kita tidak perlu memikirkan konflik-konflik masa lalu yang tidak menyenangkan. Yang terpenting, melalui semua konflik itu, TUHAN telah bekerja untuk memberkati kita. Rasul Paulus pernah berkata bahwa kasih itu tidak menyimpan kesalahan orang lain (1 Korintus 13:5). Jika kita menyimpan sesuatu, maka itu berarti sesuatu itu masih penting bagi kita dan pasti akan memengaruhi sikap dan tindakan kita. TUHAN sudah tidak menyimpan kesalahan kita kepada-Nya. Oleh karena itu, kita tidak boleh menyimpan dendam terhadap mereka yang menyakiti kita. Bagaimana sikap Anda terhadap mereka yang pernah menyakiti diri Anda?

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design