Penolong yang Memimpin (Pentakosta)
Sebelum Tuhan Yesus naik ke surga dan meninggalkan para murid-Nya, Tuhan Yesus memberikan amanat yang amat pendting yang biasa disebut sebagai Amanat Agung Kristus, yaitu amanat untuk menjadikan semua bangsa sebagai murid Kristus (Matius 28:18-20). Langkah pertama untuk melaksanakan amanat tersebut adalah bahwa para murid harus menjalankan peran sebagai saksi Kristus. Yang menarik, sebelum bisa menjalankan peran sebagai saksi Kristus, para murid harus lebih dulu menantikan janji pencurahan Roh Kudus di Yerusalem (bandingkan dengan Kisah Para Rasul 1:4-8). Roh Kudus-lah yang akan memampukan para murid untuk menjalankan peran sebagai saksi Kristus. Hal ini menjelaskan bahwa bila gereja hendak menjalankan misi yang diberikan oleh Tuhan Yesus, yaitu menjadikan semua bangsa sebagai murid Kristus, gereja harus bergantung pada pimpinan Roh Kudus. Program gereja seharusnya tidak ditentukan oleh kemauan pribadi para pemimpin gereja, melainkan ditentukan oleh pimpinan Roh Kudus terhadap gereja.
Saat terjadi kehebohan di Yerusalem pada hari Pentakosta--yaitu kehebohan yang disebabkan karena para pengikut atau para murid Kristus yang sedang berkumpul di suatu tempat tiba-tiba bisa berbicara dalam bahasa-bahasa asing, dan para pendengar yang datang dari berbagai tempat di seluruh dunia mendengar perkataan tersebut dalam bahasa daerah asal mereka sendiri--Rasul Petrus dengan tegas mengatakan bahwa apa yang terjadi saat itu adalah penggenapan nubuat Nabi Yoel (bandingkan 2:17-21 dengan Yoel 2:28-32). Yang penting untuk diperhatikan adalah bahwa apa yang terjadi pada hari Pentakosta itu tidak sama persis dengan apa yang dinubuatkan dalam kitab Nabi Yoel. Perhatikan pula bahwa nubuat Nabi Yoel itu mencakup peristiwa menjelang datangnya hari Tuhan (Kisah Para Rasul 2:20). Kata hari Tuhan dalam Alkitab biasanya menunjuk pada hari penghakiman yang terjadi saat Tuhan Yesus datang kembali untuk kedua kali. Jadi, apa yang dikemukakan dalam nubuat Nabi Yoel itu adalah contoh dari hal-hal yang menandai pekerjaan Roh Kudus. Contoh itu bisa dikembangkan dengan contoh-contoh lain. Misalnya, beberapa puluh tahun yang lalu, seorang wanita suku Jawa memberitakan Injil di Tanah Karo. Tiba-tiba, Tuhan memberi karunia berbahasa Karo, sehingga berita Injil bisa dipahami.
Hari ini kita memperingati Hari Pentakosta. Semoga gereja--termasuk kita--makin menyadari bahwa kita memerlukan pimpinan Roh Kudus agar kita bisa melaksanakan kehendak-Nya. Apakah Anda mengingat peristiwa tertentu saat Roh Kudus memimpin Anda untuk melaksanakan kehendak-Nya dalam hidup Anda?