Peribahasa bahasa Indonesia "karena nila setitik, rusak susu sebelanga" menggambarkan apa yang terjadi dalam bacaan Alkitab hari ini. Ada seorang bernama Akhan yang mencuri barang jarahan saat terjadi perang melawan penduduk Yerikho. Akhan berdosa karena barang jarahan itu seharusnya dibawa ke dalam perbendaharaan Rumah Tuhan (6:18-19). Perbuatan satu orang membuat seluruh umat Israel menanggung akibatnya, yaitu kekalahan dalam peperangan untuk merebut kota Ai yang lebih kecil daripada kota Yerikho. Mengapa seluruh umat Israel harus menanggung hukuman atas kesalahan satu orang? Ingatlah bahwa janji pemberian Tanah Kanaan itu ditujukan bagi seluruh umat Israel, bukan ditujukan untuk perorangan! Oleh karena itu, tuntutan kekudusan Allah juga ditujukan bagi seluruh umat Israel.
Setelah penduduk kota Yerikho berhasil ditaklukkan, bangsa Israel menjadi sangat percaya diri. Tanpa menanti perintah Tuhan, mereka menyerang Kota Ai hanya dengan dua-tiga ribu orang saja (7:3) padahal penduduk Kota Ai seluruhnya ada dua belas ribu orang (8:25). Mereka yakin bahwa mereka akan bisa memenangkan peperangan tanpa perlu melibatkan Allah, karena sebelumnya mereka telah berhasil menaklukkan kota Yerikho yang jauh lebih besar. Mereka tidak sadar bahwa yang berperang melawan penduduk Yerikho bukan mereka, tetapi Tuhan! Setelah mengalami kekalahan, barulah Yosua datang kepada Allah, Yosua menyalahkan Allah, bahkan sikapnya sama seperti sikap bangsa Israel saat di padang gurun (Keluaran 17:3, Bilangan 14:3), padahal Allah belum menyuruh mereka menyerang kota Ai. Jadi, baik Akhan maupun bangsa Israel sama-sama bersalah: Akhan mencuri harta yang dikuduskan untuk Tuhan dan umat Israel mencuri kemuliaan Tuhan. Konsekuensinya, bangsa Israel mengalami kekalahan dalam perang dan Akhan dihukum rajam. Melalui hukuman itu, Allah memperlihatkan bahwa Ia hadir di tengah umat-Nya dan Ia menuntut agar Umat-Nya hidup dalam kekudusan.
Bila Anda merasa bangga atas keberhasilan yang telah Anda raih, sadarilah bahwa sebenarnya, seluruh keberhasilan Anda merupakan anugerah Allah, sehingga membanggakan diri berarti mencuri apa yang menjadi milik Allah. Apakah keberhasilan yang telah Anda raih membuat Anda membanggakan diri dan merasa sanggup melakukan apa saja serta tidak memerlukan pertolongan Tuhan? Ingatlah bahwa membanggakan diri dan merasa mampu--sehingga merasa tidak memerlukan Tuhan--merupakan dosa yang bisa berdampak pada keluarga atau gereja atau komunitas lain tempat Anda berada. Marilah kita saling mengingatkan agar hidup kita sesuai dengan firman Tuhan!