Akhirnya Absalom mendapat kesempatan untuk membalas perlakuan Amnon terhadap Tamar, adiknya. Dua tahun lamanya, ia menunggu kesempatan itu tiba. Tipu muslihat pun dirancangkan dengan kedok pengguntingan bulu domba (13:23-29). Perikop ini menunjukkan kepada kita bahwa kejahatan yang satu akan melahirkan kejahatan berikutnya. Hal buruk yang dialami seseorang akan membuat ia ingin membalas dendam kepada orang yang melakukannya, meskipun harus menunggu waktu yang cukup lama untuk mewujudkannya.
Mengapa Absalom membalas dendam? Absalom mungkin berkata bahwa ia punya alasan kuat, yaitu perbuatan Amnon memperkosa Tamar, adik Absalom, membuat ia membenci Amnon. Sebagai seorang kakak, Absalom ingin membalas perbuatan Amnon. Seperti Absalom, mungkin kita juga ingin membalas dendam kepada orang yang telah melakukan perbuatan jahat kepada diri kita atau kepada orang yang kita kasihi. Kita ingin agar orang yang telah berbuat jahat merasakan penderitaan seperti yang kita alami. Akan tetapi, bacaan Alkita hari ini mengingatkan kita tentang beberapa hal: Pertama, balas dendam tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalah. Masalahnya akan tetap ada, Tamar tetap tidak akan perawan lagi, dan Amnon akan tetap mati. Balas dendam bukanlah solusi untuk menyelesaikan masalah. Kedua, balas dendam hanya akan menambah masalah. Karena membunuh Amnon, Absalom harus kabur dan tinggal di Gesur selama tiga tahun agar tidak mengalami pelampiasan murka Daud atau balas dendam dari anggota keluarga Amnon (13:38); Ketiga, balas dendam berarti menggunakan cara dunia, bukan cara TUHAN. Sejak awal, Absalom sudah menetapkan hati untuk membalas dendam (13:32), ketimbang datang kepada Tuhan memohon pertolongan dan keadilan. Sebagai orang percaya, bukankah kita seharusnya menggunakan cara TUHAN, bukan cara dunia, dalam menyelesaikan masalah? Bagaimana cara Tuhan itu? Doakan, ampuni, pulihkan, bukan dengan kekuatan manusia yang terbatas, tetapi dengan anugerah TUHAN yang tidak terbatas.
Apakah Anda sedang memikirkan cara membalas dendam kepada mereka yang menyakiti dan merugikan hidup Anda? Apakah Anda menyadari bahwa balas dendam bukanlah cara yang diperkenan TUHAN untuk menyelesaikan masalah? Bersediakah Anda mengampuni sebagaimana Kristus telah menanggung dosa dan pelanggaran kita—melalui pengorbanan-Nya di kayu salib—serta telah memberikan kita hidup dalam damai sejahtera dengan diri-Nya dan dengan sesama? Jangan membalas dendam, tetapi wujudkanlah kasih, pengampunan, serta mohonlah pemulihan relasi dari Tuhan!