Iman kita telah teruji bila kita tetap memercayai Allah saat mengalami kesusahan. Bila hidup kita selalu lancar, baik, dan sukses, belum teruji apakah kita sungguh-sungguh beriman kepada Allah atau tidak. Ketika kesusahan datang secara bertubi-tubi, misalnya seperti yang dialami Ayub, barulah kita dapat mengatakan dengan yakin bahwa kita telah sungguh-sungguh memercayai TUHAN.
Dalam bacaan Alkitab hari ini, Daud sedang ketakutan, yaitu saat orang Filistin hendak menangkap dia di Gat (56:1). Gat adalah salah satu kota orang Filistin. Peristiwa penangkapan itu dicatat di 1 Samuel 21:10-15. Dalam peristiwa ini, Daud berpura-pura gila di hadapan Raja Akhis. Lebih-lebih ketika para pegawai raja Akhis berkata kepadanya, "Bukankah ini Daud raja negeri itu? Bukankah tentang dia orang bernyanyi berbalas-balasan sambil menari-nari, katanya: Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berpuluh-puluh ribu?" Perkataan ini membuat Daud ketakutan karena kemungkinan besar, raja Akhis akan membunuh dia bila tahu bahwa ia telah membunuh banyak sekali orang Filistin, termasuk Goliat. Situasi yang dihadapi Daud tidak mudah! Situasi saat itu penuh ancaman. Tidak mengherankan bila Daud lalu berpura-pura gila. Kepura-puraan Daud membuat ia bisa lolos dari tangan raja Akhis. Namun, Daud tidak menganggap kelolosannya dari bahaya sebagai hasil usahanya, melainkan karena pertolongan Allah. Daud mengakui bahwa ia dapat bertahan dan selamat karena ia memercayai janji Allah (56:4-5, bandingkan dengan terjemahan Firman Allah yang Hidup). Daud percaya bahwa tidak ada yang dapat dilakukan manusia terhadap dirinya tanpa seizin TUHAN (56:12). Daud memuji Allah dan mempersembahkan kurban syukur setelah lolos dari ancaman bahaya (56:13-14). Kemungkinan, Mazmur ini ditulis Daud di kemudian hari setelah peristiwa menakutkan itu berlalu. Di kemudian hari, Daud tidak berkata. "Akalkulah yang membuatku lolos dari raja Akhis," atau "Karena aku cerdik, aku dapat lolos." Sebaliknya, di kemudian hari, Daud mempersembahkan syukur kepada Allah yang telah meloloskan dia dari ancaman maut.
Kepercayaan dan kerendahan hati Daud sangat luar biasa. Setelah melewati ancaman bahaya dan maut, Daud memuliakan Allah. Ia melihat bahwa tangan Allah yang menolong dia melewati bahaya maut. Apakah Anda juga menyadari pertolongan Tuhan dalam hidup Anda? Saat Anda berhasil mengatasi suatu masalah, kesusahan, atau sembuh dari penyakit, apakah Anda mengakui hal itu sebagai perbuatan Allah atau sebaliknya, Anda menyombongkan diri dan berkata, "Saya dapat mengatasinya karena saya hebat"?