2 Korintus 1:1-11

Di Balik Penderitaan ada Penghiburan Sejati

22 Oktober 2024
Pdt. Abadi

Kuasa dalam Kelemahan

Surat Rasul Paulus yang kedua kepada Jemaat di Korintus (2 Korintus) tidak mudah untuk dimengerti. Membaca surat ini seperti menonton pertunjukan yang sudah berlangsung separuh jalan, sehingga tidak mudah bagi kita untuk memahami kesinambungan dan kesatuan cerita. Ada beberapa alasan yang membuat surat ini tidak mudah dipahami:

Pertama, Surat 2 Korintus bersifat sangat pribadi karena hubungan Rasul Paulus dengan jemaat di Korintus diwarnai oleh emosi dan ketegangan yang masih berlangsung, serta dipicu oleh kedatangan mereka yang menyerang kredibilitas dan pelayanan Paulus sebagai seorang rasul.

Kedua, mungkin, Surat 2 Korintus terdiri dari dua surat terpisah (bagian pertama pasal 1–9; dan bagian kedua pasal 10-13) yang dikirimkan Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, lalu digabung menjadi satu. Surat 2 Korintus adalah surat yang keempat (pasal 1–9) dan kelima (pasal 10-13). Surat pertama disebut dalam 1 Korintus 5:9, surat kedua adalah 1 Korintus. Surat ketiga disebut dalam 2 Korintus 2:3-4 dan 7:8-12 (surat yang ditulis dengan "hati yang sangat cemas dan sesak dan dengan mencucurkan banyak air mata", 2:4) dan kini sudah hilang. Surat 2 Korintus diyakini sebagai dua surat terpisah dengan dua alasan utama: Pertama, pasal 1-9 menunjukkan situasi yang relatif stabil dibandingkan dengan pasal 10–13. Kedua, di pasal 8:16-18, Rasul Paulus memuji dan mengutus Titus dan seorang saudara lain untuk membawa surat ini (pasal 1-9). Di 12:18, dia mengemukakan bahwa pengutusan ini sudah dilakukan dengan baik.

Ketiga, Surat 2 Korintus berisi empat hal utama yang dikemukakan berulang kali: a. perubahan rencana kedatangan Rasul Paulus ke Korintus, b. pengumpulan bantuan untuk Yerusalem, c. pelayanan dan kerasulan Rasul Paulus, dan d. kehadiran dari orang-orang Yahudi yang disebut Rasul Paulus sebagai rasul-rasul yang "tiada tara" (11:5) atau "luar biasa" (12:11) yang sebenarnya adalah rasul-rasul palsu (11:13). Ketiga hal pertama yang disebutkan di atas adalah kelanjutan dari Surat 1 Korintus dan dibicarakan kembali dalam 2 Korintus 1-9. Oleh sebab itu, mempelajari Surat 2 Korintus adalah hal yang tidak mudah, tetapi menjadi sangat menarik karena mengandung makna teologi yang dalam, yaitu terutama hubungan antara penderitaan dan kuasa Roh Kudus dalam kehidupan, pelayanan, dan pesan dari Rasul Paulus. Rasul Paulus menuliskan bahwa kelemahannya sebagai seorang rasul adalah sarana yang menghibur orang percaya (1:3-11) dan membuat Allah di dalam Kristus dinyatakan dalam dunia (2:14-17; 4:7-12; 6:3-10; 11:23b-33). Penderitaan yang dialami Rasul Paulus menyatakan salib Kristus, sedangkan kuasa dalam kelemahan saat dalam kesukaran dan siksaan menyatakan kuasa Kristus yang telah bangkit (12:7-10). [Pdt. Abadi]

Di Balik Penderitaan ada Penghiburan Sejati
Selasa, 22 Oktober 2024

Bacaan Alkitab hari ini:
2 Korintus 1:1-11

Apakah Anda pernah atau sering mengeluh jika anda berada di dalam kesusahan, pergumulan atau penderitaan yang berat? Paulus adalah seorang rasul. Sebutan "rasul" berarti orang yang diutus sebagai perwakilan, yang berwenang untuk bertindak demi nama orang yang mengutus dia. Sebagai seorang rasul Kristus Yesus, Rasul Paulus meneladani Tuhan Yesus yang rela menderita dan mati bagi umat-Nya. Bagi Rasul Paulus, banyaknya penderitaan yang ia alami tidak membuat dia menjadi lelah, putus-asa, atau mengeluh. Sebaliknya, Rasul Paulus memuji Allah, yaitu Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, karena Allah "yang penuh belas kasihan" dan "sumber segala penghiburan" telah menguatkan dan menghibur dia dan umat-Nya yang berada dalam kesengsaraan dan penderitaan.

Penghiburan yang Paulus terima dari Allah terkadang berupa dorongan semangat di tengah penderitaan tersebut. Di waktu lain, penghiburan itu berupa pelepasan dari penderitaan. Di ayat 4-7, Rasul Paulus membicarakan tentang penghiburan sebagai dorongan yang menguatkan di tengah kesulitan. Ia berkata bahwa kita dihibur supaya kita dapat menghibur mereka yang sedang dalam kesulitan dengan penghiburan yang telah kita terima sendiri dari Allah. Kita mungkin tidak dapat menolong orang lain keluar dari kesulitan dan penderitaan, tetapi kita pasti bisa bercerita kepada orang itu tentang dorongan atau penghiburan yang pernah kita terima di tengah kesulitan dan penderitaan yang kita alami. Di ayat 8–11, Rasul Paulus berbicara tentang penghiburan berupa pembebasan dari kesulitan. Selama pelayanannya di Asia, ia bahkan telah putus asa atas kehidupannya, tetapi Allah menyelamatkan dia. Allah kadang-kadang mengizinkan kesulitan terjadi supaya kita tidak bergantung kepada diri kita sendiri, tetapi kepada Allah yang berkuasa dan yang telah menaklukkan maut.

Bergantung pada Allah, bukan pada kemampuan diri sendiri, merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan Kristen. Inilah yang menjadi kehendak Allah, yaitu agar kita selalu bergantung kepada-Nya dalam segala situasi. Namun, sikap ini tidak muncul secara alami. Penderitaan sering kali dibutuhkan untuk membuat kita bergantung pada Allah. Belajar meneladani Rasul Paulus yang meneladani Kristus Yesus dapat membuat kita selalu mengucap syukur kepada Allah karena ada anugerah penghiburan bagi kita di tengah kesulitan dan penderitaan. Apakah Anda dapat melihat bahwa di balik penderitaan dan kesulitan selalu ada penghiburan dari Allah, sehingga Anda dapat menjadi saluran berkat untuk menghibur orang yang sedang mengalami penderitaan?

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design