Ada pepatah bahasa Mandarin yang terjemahan literalnya adalah "mengganti air kuah tanpa mengganti obatnya." Pepatah ini menggambarkan cara orang menutupi kejahatan dengan mengubah bentuk dan penampilan tanpa mengubah sumber masalah, yakni hati yang jahat. Bacaan Alkitab hari ini mengajarkan hal yang bertolak belakang dengan pepatah di atas: Perubahan sejati dimulai dari hati, bukan sekadar perubahan penampilan. Orang percaya adalah manusia baru yang hatinya dikendalikan oleh kebenaran Allah dan menghasilkan perubahan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Rasul Paulus memakai ilustrasi mengganti pakaian untuk menjelaskan perubahan yang terjadi pada orang percaya. Saat seseorang percaya kepada Yesus Kristus, ia menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru (4:21-24). Iman kepada Kristus membawa dua perubahan atas diri orang percaya: Perubahan pertama berkaitan dengan status orang percaya yang berubah dari manusia lama yang menuju kebinasaan kekal menjadi manusia baru yang hidup dalam kebenaran. Ilustrasi mengganti pakaian mengindikasikan bahwa manusia lama dan manusia baru adalah dua pribadi yang sama sekali berbeda dan tidak bercampur baur. Manusia lama adalah orang yang hatinya dikuasai oleh hawa nafsu, sedangkan manusia baru adalah orang yang hatinya dikuasai oleh kebenaran dan kekudusan Allah. Perubahan pertama ini bersifat subjektif karena terjadi secara internal. Oleh karena itu, orang percaya harus membuktikan statusnya sebagai ciptaan baru melalui perubahan nyata dalam kehidupan umum. Perubahan kedua bersifat eksternal sebagai akibat langsung dari perubahan internal yang dialami orang percaya. Sebagai ciptaan baru, orang percaya dituntut untuk menunjukkan perubahan nyata dalam bentuk perbuatan baik. Perubahan-perubahan tersebut mencakup: a) moral etika: tidak berdusta, tidak mencuri, tidak berkata kotor; b) karakter: saling mengampuni, hidup dalam damai dengan sesama, bekerja keras; c) kerohanian: tidak memberi kesempatan kepada Iblis, tidak mendukakan Roh Kudus; d) pelayanan: suka memberi, menguatkan sesama dengan kata-kata membangun.
Pengajaran di atas menegaskan pentingnya orang percaya membuktikan imannya melalui kehidupan yang memuliakan nama Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama. Meskipun kita tidak diselamatkan melalui perbuatan baik, kita harus berbuat baik sebagai buah dan bukti dari keselamatan kita. Bagaimana dengan Anda? Apakah tutur kata, perilaku, dan karakter Anda membuktikan Anda adalah seorang yang sudah diselamatkan? Apakah kerohanian dan pelayanan Anda terus bertumbuh?