Kamis, 5 Februari 2015
Bacaan Alkitab hari ini: Pengkhotbah 4:17-6:12
Sebuah pepatah Italia mengatakan, “uang adalah hamba yang baik, namun tuan yang jahat.” Yang menjadi masalah sebenarnya bukan terletak pada uang, melainkan pada kecintaan akan uang. Pengkhotbah tidak memandang negatif terhadap uang dan kekayaan, karena baginya, pekerjaan, kekayaan dan kemampuan (kapasitas) untuk menikmatinya adalah hadiah dari Tuhan (5:17-19). Yang menjadi masalah menurut pengkotbah adalah bila seseorang mencintai kekayaan lebih daripada Sang Pemberi kekayaan. Akhirnya, orang yang demikian akan jatuh ke dalam berbagai-bagai duka (1 Timotius 6:10).
Duka apa saja yang disebabkan oleh memburu uang? Pertama, tidak pernah puas akan uang (Pengkhotbah 5:9). Semakin banyak uang, semakin tidak puas, dan semakin menderita karena uang. Kedua, semakin banyak uang, semakin banyak pengeluaran uang (5:10). Ketiga, semakin banyak uang, semakin banyak kekhawatiran (5:11). Uang seringkali membuat seseorang tidak dapat tidur nyenyak di waktu malam karena terlalu banyak rencana atau pertimbangan tentang uangnya. Keempat, semakin banyak uang, semakin banyak menimbun (5:12-13). Bagi pengkotbah, ini adalah kemalangan. Orang yang menimbun terlalu banyak akan kehilangan hal-hal yang lain termasuk keluarga, sahabat, pelayanan, bahkan Tuhan, karena hatinya selalu tertuju kepada timbunan kekayaannya. Ia akan menjadi semakin tamak dan keinginan utamanya hanyalah menimbun uang. Kelima, semakin banyak uang, semakin banyak pula yang akan kita tinggalkan (5:14-16). Ini adalah penderitaan dan duka yang sangat berat. Manusia datang dengan telanjang, demikian pula ia akan kembali tanpa membawa apa pun. Banyak orang yang di akhir hidupnya tidak bahagia meskipun memiliki banyak kekayaan. Ada pula yang tidak rela meninggalkan hartanya. Ini juga adalah duka yang sangat menyedihkan. [WY]
1 Timotius 6:10
“Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang.
Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.”