Banyak orang Kristen beranggapan bahwa keselamatan di dalam Kristus hanya masalah surga dan neraka, serta tidak berkaitan dengan kehidupan di dunia saat ini. Bacaan Alkitab hari ini menegaskan bahwa keselamatan harus terus dikerjakan. Dorongan, "Tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar," (2:12) adalah panggilan untuk melakukan perintah atau kehendak Allah yang disingkapkan dalam firman-Nya. Mengerjakan keselamatan bukanlah melakukan kebaikan untuk memenuhi syarat mendapat keselamatan, melainkan merupakan respons terhadap anugerah keselamatan yang sudah diterima. Orang percaya tidak berbuat baik karena takut masuk neraka, tetapi karena merespons kebaikan Allah.
Bagaimana orang percaya bisa mengerjakan keselamatan? Ingatlah bahwa keberdosaan membuat manusia tidak mampu melakukan kehendak Allah, bahkan tidak berniat menaatinya. Hukum dan kehendak Allah merupakan beban berat yang tidak sesuai dengan keinginan manusia berdosa. Oleh karena itu, Rasul Paulus menegaskan bahwa Allah-lah yang mengerjakan kemauan dan kemampuan dalam diri orang percaya untuk melakukan kehendak-Nya. Setelah diselamatkan, orang percaya diberi roh yang baru dalam batinnya (Yehezkiel 36:26-27). Seseorang yang sudah benar-benar diselamatkan tidak akan terus berkanjang dalam dosa. Hukum Allah akan dianggap menyenangkan, dan ia akan belajar mengasihi apa yang Tuhan kasihi.
Bagaimana wujud nyata dari pengerjaan keselamatan bagi jemaat Filipi? Rasul Paulus menasihati orang percaya agar melakukan segala sesuatu tanpa bersungut-sungut dan berbantah-bantahan (2:14). Dalam Perjanjian Lama, perkataan "bersungut-sungut dan berbantah-bantahan" dipakai untuk menggambarkan keadaan bangsa Israel yang tidak puas terhadap kepemimpinan Musa dan sering mempertanyakan keputusan sang pemimpin. Kemungkinan, isu ini diangkat berkaitan dengan adanya perselisihan di antara sesama anggota jemaat Filipi. Sebagian anggota jemaat protes dengan menyatakan ketidakpuasan terhadap para pemimpin gereja. Ketidakpuasan—yang tampak seperti dosa kecil—ternyata mengakibatkan perpecahan dan kekacauan dalam gereja, serta merupakan kesaksian buruk bagi orang yang tidak percaya. Jika mereka melakukan pelayanan tanpa bersungut-sungut, mereka akan menjadi jemaat yang tidak bercacat cela di tengah masyarakat yang jahat dan sesat, sehingga kehidupan gereja menjadi kesaksian bagaikan bintang-bintang di langit. Marilah kita—sebagai gereja—memohon agar dimampukan untuk bersama-sama mengerjakan keselamatan yang sudah Tuhan berikan kepada kita. Apakah Anda ikut mengusahakan kesatuan gereja?