Bagi orang Kristen, berdoa merupakan salah satu aktivitas rohani yang penting dan perlu dibangun secara sengaja. Sayangnya, aktivitas doa terkadang dianggap sebagai aktivitas tambahan yang menjadi beban, padahal doa adalah hal paling sederhana untuk membuat kita berjumpa secara pribadi dengan Tuhan. Dalam perikop ini, Salomo menyampaikan doa syafaat kepada TUHAN saat ia meresmikan Bait Suci. Dalam doanya, Salomo tidak hanya meminta perlindungan dan berkat bagi bangsa Israel, tetapi juga menunjukkan pemahaman teologisnya yang mendalam tentang siapa Allah dan hubungan-Nya dengan umat-Nya.
Di awal doanya, Salomo merendahkan diri dan memuji Tuhan sebagai satu-satunya Allah yang setia, Allah yang menebus, dan Allah yang memelihara perjanjian-Nya (8:23-26). Jika kita menelisik lebih jauh isi doa Salomo, setidaknya kita menemukan tujuh permohonan, yaitu: (1) Permohonan agar TUHAN menegakkan keadilan bagi umat-Nya saat terjadi perselisihan atau pertikaian (8:31-32); (2) Permohonan agar saat Israel jatuh ke dalam dosa dan dikalahkan musuh, TUHAN mendengarkan doa pertobatan mereka dan menyelamatkan mereka dari penawanan (8:33-34); (3) Permohonan agar TUHAN menyediakan dan tidak menutup langit untuk memenuhi kebutuhan umat-Nya, seperti hujan untuk panen (8:35-36); (4) Permohonan untuk pembebasan dari berbagai bentuk penderitaan: kelaparan, wabah penyakit, dan serangan musuh (8:37-40); (5) Permohonan bagi orang asing yang datang untuk mencari TUHAN di Bait Suci. Salomo memohon agar TUHAN mendengar doa mereka, sehingga semua bangsa di bumi mengenal nama TUHAN (8:41-43); (6) Permohonan agar TUHAN memberi kemenangan bagi Israel saat mereka berperang melawan musuh. Hal ini menunjukkan keyakinan Salomo bahwa bangsa Israel harus bergantung penuh pada TUHAN, bukan pada kekuatan militer (8:44-45); (7) Permohonan agar saat bangsa Israel berdosa dan dibuang ke negeri asing, lalu bertobat dengan segenap hati, kiranya TUHAN mendengar, mengampuni, dan mengembalikan mereka ke Tanah Perjanjian (8:46-53).
Dalam doa di atas, Salomo bertindak sebagai pengantara antara Israel dengan TUHAN. Saat ini, Kristus adalah Pengantara kita yang sempurna, yang selalu berdoa bagi kita di hadapan Bapa (Ibrani 7:25; Yohanes 17:20). Apakah Anda sudah menerapkan doa Salomo itu dalam kehidupan sehari-hari. Saat mendoakan seseorang—teman, keluarga, bahkan orang asing—kita terlibat dalam pekerjaan Allah di dunia ini. Doa bukan aktivitas tambahan, tetapi tindakan iman yang nyata.