Dalam lagu berjudul "Jatuh Cinta" yang dipopulerkan oleh Titiek Puspa, dikatakan bahwa, "Jatuh cinta berjuta rasanya ... berjuta indahnya...dipandang, dibelai, amboi rasanya. Jatuh cinta berjuta nikmatnya...oh asyiknya." Lirik lagu ini menyiratkan bahwa cinta dapat membutakan seseorang dari realitas yang sebenarnya. Lagu ini mungkin relevan dengan kisah petualangan cinta Salomo. Ia jatuh cinta kepada banyak perempuan asing. Dia memiliki 700 istri berdarah bangsawan dan 300 gundik. Cinta Salomo yang tak terkendali mengarahkan hatinya menjauh atau bercabang dari TUHAN. Salomo mendirikan tempat pemujaan untuk berhala istri-istrinya, bahkan ikut-ikutan menyembah berhala-berhala itu. Salomo bukan hanya menyembah TUHAN. Ia ikut menyembah berhala, sehingga tindakannya menjijikkan hati Tuhan. Tanpa disadari, Salomo menjadi budak cinta.
Kejatuhan Salomo yang tragis merupakan contoh serius dari ketidaktaatan terhadap perintah Allah. TUHAN dengan jelas memperingatkan orang Israel agar tidak menikahi bangsa asing, "Sebab, mereka akan membuat anakmu laki-laki menyimpang dari-Ku." (Ulangan 7:4). Sangat disayangkan bahwa seorang yang agung dan berhikmat seperti Salomo telah gagal memahami pentingnya menjaga kekudusan hati dari pengaruh luar. Saat ia berkompromi dengan hukum Tuhan melalui pernikahan politik dan ikatan emosional dengan perempuan-perempuan asing, dampaknya tidak hanya menimpa dirinya, tetapi juga menimpa Kerajaan Israel secara keseluruhan. Kejatuhan Salomo menggambarkan bahwa tidak ada satu manusia pun—termasuk raja yang bijaksana dan diberkati Tuhan—yang kebal terhadap dosa. Mengapa Salomo bisa jatuh dalam dosa? Pertama, kejatuhannya melibatkan ketidaktaatan yang disengaja (11:1-3,11). Salomo mengenal perintah Allah, tetapi ia secara sadar memilih untuk tidak menaati TUHAN karena alasan politik. Kedua, kejatuhannya berasal dari masalah hati (11:1-9). Dalam bacaan Alkitab hari ini, setidaknya ada lima penjelasan tentang kondisi hati Salomo, yaitu mencondongkan, memalingkan, terpaut atau terpikat, menyimpang, dan sesat. Ketiga, kejatuhannya mengakibatkan kehancuran (11:9-43). TUHAN marah dan menghukum Salomo dengan mengoyak kerajaan Israel menjadi dua bagian.
Kisah Salomo dimulai dengan pernyataan, "Salomo mengasihi TUHAN" (3:3), namun diakhiri dengan tragedi, "Raja Salomo mencintai banyak perempuan asing" (11:1). Dalam hal apa Anda masih berkompromi dengan dosa dan belum menaati perintah TUHAN? Datanglah kepada TUHAN untuk memohon agar Dia memurnikan hati Anda, sehingga Anda bisa mengasihi Tuhan dengan segenap hati!