1 Raja-raja 22:1-40

Kepekaan Mendengar Suara Tuhan

31 Januari 2025
GI Tommy Chendana

Pengelola pantai biasanya memasang rambu peringatan di area larangan berenang di pantai. Tentu saja, rambu itu dipasang agar dipatuhi oleh para pengunjung pantai untuk menghindarkan risiko bahaya terseret arus laut. Peringatan semacam itu menyerupai kisah nabi Mikha yang mengingatkan Raja Ahab agar jangan pergi berperang melawan tentara Aram untuk merebut kota Ramot-Gilead. Sayangnya, Ahab mengabaikan peringatan itu dan lebih suka mendengar dan memercayai 400 nabi yang merupakan nabi palsu. Keputusan Ahab yang salah membuat ia menerima konsekuensi yang tragis.

Meskipun keputusan Ahab kelihatan baik dari sisi politik dan militer, ada aspek rohani yang perlu kita renungkan dengan serius. Saat Ahab meminta nasihat Nabi Mikha tentang apakah ia harus berperang melawan tentara Aram, ia menyimpan rasa benci yang mendalam terhadap Nabi Mikha. Ahab tidak menyukai Mikha karena Mikha tidak pernah menubuatkan sesuatu yang baik dari sudut pandang Ahab (22:8,18). Meskipun dibenci Ahab, Mikha tetap setia menyampaikan kebenaran Allah. TUHAN mengizinkan roh dusta masuk ke dalam mulut para nabi palsu untuk menyesatkan Ahab. Bila Allah membiarkan seseorang berlaku jahat, tidak berarti bahwa Allah menjadi penyebab atau pelaku kejahatan, dan Allah tidak bertanggung jawab atas kejahatan itu karena Allah selalu bekerja dengan maksud yang benar dan kudus. Kisah Ahab merupakan bentuk penghakiman Allah yang adil atas orang yang keras hati dan tidak mau bertobat. Tuhan membiarkan kebodohan Ahab yang memilih jalan sendiri—yaitu jalan yang penuh dengan pemberontakan—dan yang mengonfirmasi kekerasan hatinya dengan mengikuti roh dusta itu. Bacaan Alkitab hari ini mengingatkan kita akan tiga hal, yaitu: Pertama, pentingnya memiliki hati yang peka untuk mendengarkan suara TUHAN, bukan suara mayoritas. Kebenaran TUHAN tidak ditentukan oleh banyaknya suara mayoritas, tetapi oleh firman-Nya. Kedua, ketidaktaatan terhadap firman Tuhan membawa konsekuensi yang nyata dan serius. Ketidaktaatan bukan hanya ungkapan pemberontakan, tetapi juga ungkapan ketidakpercayaan akan kedaulatan dan kehendak Tuhan. Ketiga, kehendak Tuhan akan tetap tergenapi meskipun manusia berusaha menghindar dengan cara apa pun. Rencana manusia tidak bisa menghalangi ketetapan TUHAN.

Mari kita berusaha untuk menjadi lebih peka dalam mendengar suara Tuhan. Taatilah firman-Nya dan mulailah dengan sebuah doa sederhana: "Tuhan, bukalah telinga saya agar saya dapat mendengar suara-Mu dan berikan saya keberanian untuk menaati Engkau, meskipun hal itu sulit."

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design