Sabtu, 14 Februari 2015
Bacaan Alkitab hari ini: Kidung Agung 7:1-8:4
Seksualitas dalam rencana dan kehendak Allah hanya disediakan bagi suami dan isteri yang telah diberkati oleh Tuhan dalam penikahan kudus. Dalam lembaga keluarga itulah, Allah memberikan seks untuk dinikmati oleh kedua belah pihak pasangan. Akan tetapi, seringkali pria dan wanita dalam keluarga Kristen tidak mengerti atau tidak menjalani prinsip penting dalam seksualitas suami-isteri.
Prinsip pertama, berdasarkan kasih. Alkitab sebenarnya tidak pernah melepaskan hubungan yang sangat intim itu dari kasih. Tetapi, pengaruh pornografi di zaman ini telah merusak moralitas dan menempatkan seks tanpa kasih. Hubungan seks di luar konteks pernikahan adalah pelanggaran terhadap hukum Allah. Sebaliknya, tanpa kasih, hubungan seks hanya merupakan sarana pemuas naluri yang merendahkan seks dan kemanusiaan . Kasih menjadi dasar seluruh relasi suami dan isteri, termasuk relasi seksualitas.
Prinsip kedua adalah “ke-saling-an”. Kidung Agung 7:10 berkata “Kepunyaan kekasihku aku, kepadaku gairahnya tertuju.” Sedangkan di 7:12b tertulis, “Di sanalah aku akan memberikan cintaku kepadamu!” Rasul Paulus menulis dalam Efesus 5:21, “Rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.” Tulisan Rasul Paulus ini sekali lagi menegaskan prinsip ke-saling-an tersebut. Tidak bisa hanya salah satu saja yang memberi, sedangkan yang lain hanya menerima. Keduanya harus saling berbagi dan saling mendapatkan. Tidak boleh hanya salah satu pihak yang merendahkan diri. Kedua pihak perlu menanggalkan sikap tinggi hati serta rela membuang ke-aku-an. Prinsip penting lainnya adalah kemauan masing-masing pihak untuk saling membahagiakan pasangan. [ECW]
1 Korintus 7:4
“Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi isterinya.”