Amsal 18

Hikmat Mengatasi Sifat Sombong & Malas

10 Mei 2025
GI Surya Leung

Banyak mendengar membuat seseorang bertumbuh menjadi pribadi yang bijaksana dan berpengertian. Membuka diri dan berusaha mengerti persoalan membuat seseorang bertumbuh menjadi pribadi yang berpengetahuan. Ada kesejajaran topik bahasan dan perbandingan perilaku dalam kumpulan kalimat peringatan dan nasihat, yang mengerucut di 18:15. Kolektor Amsal mengajak pembaca mencermati perilaku: (A) Pemarah, orang bebal, orang fasik (18:1-3), serta perbandingan antara orang miskin dan orang kaya, teman dan sahabat (18:23-24); (B) Kesukaan orang yang mendapat sumber hikmat (18:4) dan kebahagiaan orang yang menemukan pasangan hidup (18:22); (C) Perkataan orang fasik, orang bebal, pemfitnah, dan pemalas (18:5-9) serta nasihat memakai mulut—bibir dan lidah yang bijaksana (18:20-21); (D) Akar masalah orang kaya dan sombong (18:11-12) serta nasihat menyelesaikan konflik (18:18-19); (E) Orang bodoh yang banyak bicara (18:13) dan tabiat orang yang suka membantah (18:17); (F) Orang yang bersemangat (18:14) dan orang yang suka memberi (18:16).

Tipikal orang yang disebutkan di atas—dengan pola pikir dan pola perilaku mereka—adalah gambaran orang yang kita temukan dalam komunitas orang percaya dan masyarakat masa kini. Ada orang yang memiliki kecenderungan memaksakan keinginan pribadi dan keras kepala, sehingga mereka memilih untuk menutup diri terhadap perbedaan pendapat, menolak mendengar penjelasan dan nasihat. Bahkan, sebagian orang Kristen berpikir bahwa mereka tidak perlu beribadah ke gereja, merasa tidak suka bersekutu dalam komunitas orang percaya, dan dengan sadar menolak nasihat dan teguran firman Tuhan. Orang-orang seperti ini hanya percaya kepada diri sendiri, merasa mandiri dalam keyakinan teologi sendiri, bahkan ada yang merasa tidak membutuhkan Juruselamat. Perhatikan bahwa di antara beragam potret orang dengan tabiat dan persoalan mereka, Amsal 18:10 seolah-olah diselipkan untuk menyampaikan pesan kepada pembaca bahwa TUHAN adalah menara yang kuat, tempat bagi orang benar untuk menemukan keselamatan.

Dosa kesombongan adalah penghalang untuk bersandar kepada TUHAN sebagai menara kekuatan. Dosa kemalasan adalah penghambat untuk mengerjakan anugerah keselamatan yang kita terima melalui iman kepada Yesus Kristus—Sang Juruselamat. Periksalah diri Anda: Kesombongan dalam hal apa yang selama ini menghalangi Anda untuk bersandar kepada TUHAN? Apa pengajaran Kristus yang paling berkesan bagi Anda (misalnya di Matius 5-7 atau bagian yang lain dalam Injil), yang menggerakkan Anda untuk berbuat baik kepada sesama?

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design