TUHAN bisa memakai apa saja, termasuk memakai pemerintah, untuk mendatangkan kebaikan bagi semua orang (21:1-2). Bacaan Alkitab hari ini mengajak kita mengenal kesukaan TUHAN, yaitu perbuatan yang adil dan benar (21:3). Sikap adil dan benar dalam mengumpulkan harta diperlihatkan melalui perbandingan antara karakter orang fasik—mata dan hati yang sombong, serta lidah yang penuh dusta—dengan karakter orang benar yang rajin dan bersih (21:4-8). TUHAN berpihak kepada orang benar dan menghukum orang fasik (21:10-18). Dibandingkan dengan kejahatan orang fasik dan kebobrokan orang bebal, kemampuan orang bijak mengendalikan diri terbukti berbuah kebenaran dan mendatangkan kehormatan (21:20-29).
Perhatikan bahwa ada dua nasihat—yang mengapit Amsal 21:10-18—yang membahas tentang akibat kebenaran dan kefasikan. Pesan dari dua nasihat ini pada dasarnya sama, yaitu hindarilah perempuan yang pemarah dan suka bertengkar (21:9,19). Nasihat ini secara umum ditujukan kepada para pemuda yang kurang berpengalaman supaya lebih bijak dalam memilih pasangan hidup. Jangan berpasangan dengan perempuan yang bersifat pemarah dan suka bertengkar. Dalam konteks pernikahan, saat terjadi konflik antara suami-istri, suami harus berusaha mengendalikan diri dan menghindar untuk mencegah terjadinya pertengkaran dengan istri yang sedang marah. Demikian pula sebaliknya. Dengan memberikan jeda waktu kepada pasangan yang sedang marah untuk melakukan introspeksi diri, Anda memberi kesempatan kepada pasangan Anda untuk melepaskan diri dari kondisi dikuasai oleh kemarahan. Sikap seperti ini tidak berarti bahwa kita menghindar dari tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah. Dalam situasi konflik, baik suami maupun istri masing-masing butuh waktu dan suasana tenang untuk melakukan introspeksi diri dan berdoa kepada TUHAN supaya bisa berpikir secara objektif.
Hikmat dan pengertian TUHAN melampaui kehebatan manusia. Orang yang berpegang pada TUHAN akan menjadi pemenang dalam menghadapi pergumulan hidupnya (21:30-31). Dalam kehidupan keluarga, konflik antara suami dengan istri dan antara orang tua dengan anak kadang-kadang tidak terhindarkan. Bagaimana kondisi relasi dalam keluarga Anda? Sampaikanlah pergumulan dalam keluarga Anda dalam doa kepada Tuhan! Dalam kehidupan sosial-politik pun, kita percaya bahwa Tuhan menetapkan dan memberi kuasa kepada pemerintah untuk mewujudkan ketenangan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat (Roma 13:1; 1 Timotius 2:1-2). Apakah Anda sudah membiasakan diri untuk mendoakan pemerintah?