Pelayanan Sepanjang Zaman
Pekerjaan pelayanan Tuhan di sepanjang jaman, di segala kondisi, di segala tempat tidak boleh berhenti. Sampai Yesus Kristus datang untuk yang kedua kalinya, pelayanan pekerjaan-Nya harus dikerjakan secara berkesinambungan dari satu generasi ke generasi selanjutnya dengan giat dan setia, tidak boleh terputus. Pelayanan pekerjaan Tuhan pertama-tama di mulai melalui dan di dalam gereja, kemudian bergerak keluar menuju dunia guna mencari dan menyelamatkan yang terhilang, lalu kembali masuk ke dalam gereja untuk membawa orang-orang yang yang telah diselamatkan agar diajar, dibentuk, dan dipersiapkan untuk melayani. Pelayanan yang berkelanjutan ini membutuhkan pelayan-pelayan yang mau bekerja, rela membayar harga, memiliki kualitas kehidupan dan kerohanian yang baik, serta menjadi contoh atau teladan bagi orang-orang yang dilayani, sehingga iman orang-orang pilihan dapat terpelihara dengan benar (Titus 1:1)
Karena alasan di atas, maka Rasul Paulus menuliskan surat Titus. Surat Titus disebut sebagai salah satu “surat Penggembalaan” karena membahas masalah yang berkaitan dengan gereja, pelayanan, dan peraturan-peraturan yang harus dipatuhi, secara khusus dalam konteks berjemaat. Surat ini ditujukan kepada Titus, seorang muda yang merupakan rekan kerja Paulus di dalam pelayanan, yang saat itu ditempatkan di Pulau Kreta untuk menata dan mengatur seluruh pelayanan yang ada (1:5). Paling sedikit ada empat hal yang dikemukakan di dalam surat ini untuk diperhatikan:
Pertama, Titus diingatkan mengenai kriteria orang yang boleh menjadi penatua atau pemimpin jemaat (1:6-9). Hal ini dikemukakan terutama karena banyak orang di Pulau Kreta yang memiliki kelakuan hidup tidak baik (1:12).
Kedua, membungkam “guru-guru palsu” yang mengacau banyak keluarga melalui ajarannya yang dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan secara memalukan.
Ketiga, Titus dinasehati mengenai bagaimana seharusnya memberitakan apa yang sesuai dengan ajaran sehat kepada semua golongan (Titus 2)
Keempat, Titus diminta untuk mengingatkan jemaat tentang bagaimana seharusnya seorang Kristen bersikap di tengah dunia (3:1-3). [DY]
Rabu, 25 Februari 2015
Bacaan Alkitab hari ini: Titus 1
Gereja merupakan tempat bagi seluruh orang percaya untuk belajar, dididik dan mengenal kebenaran dengan baik, sehingga iman mereka dapat bertumbuh, terpelihara, dan menjadi membawa terang Tuhan di tengah dunia ini. Di gereja, selain hamba Tuhan yang memiliki peranan penting dalam tugas memelihara iman orang-orang pilihan Allah (1:1), orang-orang percaya lainnya juga dipanggil untuk bersama-sama bekerja dan melayani di rumah-Nya (1:5) karena pekerjaan Tuhan tidak bisa dikerjakan seorang diri.
Ketika melayani di rumah Tuhan, penting untuk dipahami bahwa pekerjaan pelayanan di rumah Tuhan adalah pelayanan yang suci dan mulia karena yang dilayani adalah Allah yang suci dan mulia. Oleh sebab itu, diperlukan kriteria yang ketat bagi orang yang melayani di dalamnya. Rasul Paulus menjabarkan beberapa kriteria utama bagi orang yang dapat dilibatkan dalam pelayanan di rumah Tuhan, yakni: Pertama, seorang yang tidak bercacat/tidak dapat dicela oleh orang lain, hanya memiliki satu pasangan dari gender yang berbeda, memiliki keluarga yang beriman, tidak hidup secara tidak senonoh, dan bukan pemberontak yang tidak taat aturan (1:6). Kedua, bukan seorang yang sombong/keras kepala, tidak mudah marah, tidak terikat pada minuman keras dan tidak serakah/tamak (1:7). Ketiga, seorang yang murah hati, mencintai apa yang baik, bijaksana, adil, saleh dan bisa menguasai diri (1:8). Keempat, seorang yang berpegang pada ajaran iman yang benar dan sehat, dapat membangun dan mengajar orang lain, serta dapat menjawab tantangan iman yang ditujukan kepadanya (1:9). Semua persyaratan ini dibutuhkan untuk menjawab tantangan pelayanan di segala zaman, bahwa para pelayan di rumah Tuhan bukanlah sembarang pekerja, dan dunia dapat melihat buktinya [DY]
2 Timotius 2:5
“Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga.”