Kisah Para Rasul 15:1-34

Pelayanan Bersama

5 Juli 2025
GI Purnama

Rasul Paulus adalah rasul yang paling menonjol dalam pemberitaan Injil. Setelah bertobat, ia mengabdikan dirinya untuk melaksanakan tugas memberitakan Injil bukan hanya kepada orang-orang Yahudi, tetapi juga—terutama—kepada orang-orang bukan Yahudi. Walaupun ia tidak hanya menetap di satu tempat, ia sungguh-sungguh memiliki perhatian terhadap orang-orang yang pernah ia layani. Hal ini terlihat jelas dalam surat-surat yang ia tulis. Dalam perjalanan misi pertama yang dilakukan oleh Rasul Paulus bersama Rasul Barnabas, perjalanan mereka dimulai dari kota Antiokhia dan berakhir di kota Derbe, lalu mereka kembali ke kota Antiokhia di Siria. Perlu diperhatikan bahwa saat melewati kota-kota yang pernah mereka layani, mereka mengunjungi orang-orang Kristen yang pernah mereka layani untuk menguatkan dan memberi nasihat. Di setiap kota, mereka menetapkan para penatua yang bertugas untuk meneruskan pelayanan yang telah mereka rintis. Setelah tiba kembali ke Gereja Antiokhia yang telah mengutus mereka, mereka melaporkan apa yang telah mereka kerjakan. Dengan demikian, perjalanan misi yang dilakukan oleh Rasul Paulus bersama Rasul Barnabas bisa disebut sebagai kerja sama antara mereka yang pergi menjalankan misi dengan Gereja Antiokhia yang telah mengutus dan mendukung pelayanan tersebut dalam doa.

Kebersamaan dalam pelayanan terlihat jelas dalam sidang raya di Yerusalem yang membahas masalah rumit menyangkut pelayanan misi kepada bangsa-bangsa non-Yahudi. Masalahnya: semua orang Yahudi terikat oleh hukum sunat, sedangkan bangsa-bangsa non-Yahudi tidak mengikuti hukum sunat. Dari sisi bangsa non-Yahudi, mengikuti hukum sunat berarti mengubah budaya, dan hal itu sangat sulit untuk dijalankan. Dari sisi bangsa Yahudi, sunat berkaitan dengan identitas sebagai umat pilihan Allah, sehingga praktik sunat merupakan tanggung jawab yang amat penting. Oleh karena itu, perundingan antara para pemimpin Gereja di Yerusalem dengan para praktisi misi itu amat penting. Dalam sidang raya ini, pengalaman pelayanan Rasul Petrus menjadi kunci untuk memecahkan masalah. Akhirnya, perbedaan sudut pandang diselesaikan melalui kompromi, yaitu bahwa bangsa-bangsa bukan Yahudi tidak perlu dibebani dengan peraturan Sabat, tetapi mereka harus menjauhkan diri dari empat kebiasaan yang tidak cocok bagi umat Allah, yaitu memakan makanan yang sudah dipersembahkan kepada berhala, meminum darah segar, memakan daging binatang yang mati dicekik, dan percabulan. Perhatikan bahwa keputusan itu disebut sebagai "keputusan Roh Kudus dan kami." Sebagai anggota gereja, apakah Anda bersedia menaati keputusan bersama dalam gereja Anda?

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design