Selasa, 14 Juli 2015
Bacaan Alkitab hari ini: Yehezkiel 18
Dalam Perjanjian Lama, kita kadang -kadang menemui bahwa dosa yang dilakukan perorangan memiliki akibat terhadap kebersamaan. Dalam kategori ini, termasuk pula bahwa dosa yang dilakukan orang tua bisa berakibat terhadap keturunannya. Misalnya, dosa yang dilakukan oleh Akhan dalam Yosua 7 berakibat pada kekalahan bangsa Israel saat bertempur melawan penduduk kota Ai yang relatif sedikit bila dibandingkan dengan bangsa Israel. Contoh lain adalah dosa yang dilakukan oleh raja-raja Israel Utara dan Israel Selatan (Yehuda) berakibat pada runtuhnya Kerajaan Israel Utara dan Kerajaan Israel Selatan yang berarti bahwa dosa yang dilakukan oleh raja-raja itu berdampak pada keturunan mereka. Apakah contoh-contoh di atas berarti bahwa seseorang bisa dihukum Tuhan karena dosa orang tuanya dan bukan karena dosanya sendiri?
Kita perlu membedakan antara dampak dari dosa yang bisa dirasakan oleh orang lain dan hukuman terhadap dosa yang ditujukan terhadap orang yang melakukan dosa itu. Dosa bersifat merusak karena orang yang berdosa membawa pengaruh terhadap lingkungannya. Untuk mengatasi hal itu, Allah seringkali ingin menyingkirkan orang yang melakukan dosa dari kelompok umat Tuhan supaya orang itu tidak memberikan dampak negatif terhadap orang lain. Sekalipun demikian, kita perlu juga memahami bahwa semua orang telah berbuat dosa sehingga kita semua menghadapi hukuman dosa. Oleh karena itu, kita semua memerlukan Tuhan Yesus yang telah mati menebus dosa umat manusia, sehingga kita bisa memperoleh pengampunan dosa bila kita mempercayai Yesus Kristus sebagai Juruselamat yang telah mati menebus dosa kita. [P]
Yehezkiel 18:20-21
”Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. .... Tetapi jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati.”