Selasa, 21 Juli 2015
Bacaan Alkitab hari ini: Yehezkiel 26
Bangsa Tirus mendapat giliran menerima hukuman Tuhan karena mereka senang melihat kehancuran Yerusalem dan Bait Suci di dalamnya. Bahkan mereka beranggapan bahwa malapetaka bagi Yerusalem itu berarti kebaikan bagi mereka. Sikap semacam ini merupakan suatu ironi mengingat bahwa Hiram—Raja Tirus saat Bait Suci dibangun—ikut memberi dukungan kepada Raja Salomo dengan mengirimkan kayu aras, kayu sanobar, dan emas (1 Raja-raja 9:11). Agaknya hubungan yang baik antara Tirus dan Yehuda tidak berjalan mulus setelah Raja Salomo wafat. Sikap bangsa Tirus yang bersukacita melihat kemalangan bangsa Yehuda membuat Allah menghukum bangsa Tirus dengan memakai tangan Nebukadnezar, Raja Babel. Tentu tak terpikir bagi bangsa Tirus bahwa bangsa Babel yang menjadi penyebab kemalangan bangsa Yehuda juga menjadi penyebab kemalangan mereka juga.
Bangsa Tirus adalah bangsa maritim. Mereka perkasa di laut. Mereka tidak menyangka bahwa bangsa Babel akan menyerang mereka dari daratan dan menghancurkan kota Tirus. Keruntuhan kota Tirus itu bukan hanya tidak pernah diduga oleh bangsa Tirus, tetapi juga tidak disangka oleh bangsa-bangsa lain yang tinggal di daerah pesisir. Karena bangsa Tirus adalah bangsa yang kuat, keruntuhan kota Tirus menimbulkan kegentaran di kota-kota lain yang terletak di daerah pantai. Memang, sumber keamanan yang sesungguhnya tidak terletak pada kekuatan militer, tetapi terletak pada perlindungan dan penyertaan Allah. [P]
Yehezkiel 26:17-18
”Dan mereka akan mengucapkan suatu ratapan
mengenai engkau dan akan mengatakan kepadamu: Bagaimana engkau, hai kota yang terpuja, hilang dari lautan, kota yang berkuasa di laut, engkau dengan pendudukmu,
yang menimbulkan ketakutan pada penduduk di daratan? Sekarang, daerah pesisir jadi gentar pada hari jatuhmu, ya, daerah pesisir yang di tepi laut gempar mendengar kesudahanmu.”