Rabu, 22 Juli 2015
Bacaan Alkitab hari ini: Yehezkiel 27:1-28:19
Kota Tirus adalah kota perdagangan yang strategis. Kota ini merupakan sebuah negara-kota (negara yang hanya terdiri dari sebuah kota) yang diperintah oleh seorang raja. Raja yang memerintah pada zaman Nabi Yehezkiel itu adalah Raja Ethbaal II. Bangsa Tirus menyembah dewa-dewi Kanaan, termasuk menyembah Allah Israel yang oleh bangsa-bangsa di Tanah Kanaan dianggap sebagai dewa yang paling tinggi. Kepiawaian mereka dalam berdagang membuat kota tersebut amat makmur. Sayangnya, kemakmuran itu membuat mereka menjadi sombong (28:5), bahkan raja mereka menganggap diri mereka sebagai Allah (28:2) atau sebagai yang mewakili Allah. Kesombongan itu membuat Allah menjatuhkan hukuman melalui bangsa Babel (28:6-7).
Bagi kita yang hidup pada masa kini, kisah penghukuman terhadap bangsa Tirus ini merupakan peringatan agar kita tidak menjadi sombong—apalagi menempatkan diri dalam posisi Allah yang sanggup menentukan segala sesuatu—saat kita sedang berada dalam kondisi makmur (kaya raya). Tuhan bisa saja menurunkan mereka yang berada dalam posisi di atas dengan cara yang tidak terduga. Bisa saja kita mengalami nasib yang sama dengan mereka yang kita tertawakan. Sadarilah bahwa saat kita berada dalam kondisi makmur, kita mudah tergoda untuk merasa bangga terhadap diri sendiri dan melupakan bahwa segala sesuatu yang kita miliki itu merupakan anugerah yang berasal dari Tuhan. [P]
Yehezkiel 27:26-27
”Ke lautan luas pendayungmu membawa engkau.
Tetapi badai timur melandamu di tengah lautan.
Hartamu, barangmu, daganganmu, anak kapalmu dan pelaut-pelautmu, tukang-tukangmu dan pedagang-pedagangmu
dengan semua prajurit-prajuritmu yang ada padamu, ya, bersama seluruh penumpang-penumpangmu, terbenam dalam lautan pada hari tenggelammu.”: Yehezkiel 27:1-28:19