Bacaan Alkitab hari ini: 2 Tawarikh 10:1-11:4
Kesombongan Raja Salomo masih bersifat samar-samar. Kesombongan tersebut berkembang dalam jangka waktu panjang dan baru berbuah saat Raja Salomo telah berusia lanjut (bandingkan dengan 1 Raja-raja 11:4). Akan tetapi, kesombongan Raja Rehabeam--anak Raja Salomo--bersifat terang-terangan. Saat menghadapi tuntutan rakyat yang berdemo memohon keringanan pekerjaan (pada masa kini, tuntutan semacam ini serupa dengan tuntutan keringanan pajak), Raja Rehabeam meminta nasihat para tua-tua yang menjadi penasihat Raja Salomo, tetapi nasihat yang mereka berikan dia abaikan. Sebaliknya, Raja Rehabeam justru terjerumus untuk mengikuti saran orang-orang muda yang sebaya dengan dirinya, yaitu menindas rakyat untuk menegakkan kekuasaannya. Raja Rehabeam yang masih muda, sombong, dan kurang berpengalaman itu melakukan kesalahan fatal. Dia tidak sadar bahwa kesuksesan (kekayaan, kekuasaan, kepopuleran) itu asalnya dari Allah dan hanya dari Allah saja. Bila Allah tidak memberikan anugerah-Nya, tak seorang pun yang akan bisa mencapai kesuksesan! Kesalahan Raja Rehabeam itu harus dibayar mahal, yaitu bahwa dia kehilangan sebagian wilayah kekuasaannya.
Kisah kesombongan Raja Salomo dan Raja Rehabeam itu merupakan suatu peringatan bagi umat Yehuda yang berada dalam pembuangan, bahwa keadaan mereka yang sedang terpuruk itu bukan disebabkan karena mereka menghadapi musuh yang hebat, tetapi karena mereka tidak bergantung kepada Allah, melainkan kepada diri sendiri! [P]
1 Petrus 5:5-6
"Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah
kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya."