Bacaan Alkitab hari ini : Roma 15
Mana yang lebih penting, kebutuhan spiritual atau kebutuhan sosial seseorang? Bagi Paulus, keduanya sama penting. Semangat penginjilan Paulus memang diarahkan untuk keselamatan jiwa orang non-Yahudi. Namun, kepeduliannya terhadap saudara seiman yang sedang kesulitan ekonomi juga tinggi. Tak heran, dalam rangka perjalanan misi ke Spanyol, Paulus memastikan akan singgah ke Yerusalem untuk menyalurkan dana persembahan dari jemaat non-Yahudi di Makedonia dan Akhaya untuk jemaat Yahudi di Yudea (15:25-26). Sebuah rencana yang penuh resiko.
Pertama, risiko "pembegalan." Pada zaman itu membawa banyak uang dalam perjalanan selalu berbahaya. Kedua, risiko penolakan. Kalangan pemimpin jemaat Yerusalem waktu itu belum bisa sepenuhnya mendukung panggilan Paulus memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa non-Yahudi (Galatia 2:12-13). Jemaat Yahudi sendiri juga bisa meragukan kehalalan uang yang dibawa Paulus (mencurigai uang itu tercemari penyembahan berhala).
Mengapa Paulus nekad melakukan hal itu? Selain memberi teladan kepedulian sosial, Paulus ingin menyampaikan bahwa orang Kristen Yahudi dan non-Yahudi itu satu keluarga yang sudah seharusnya saling memberkati (Roma 15:27). Pelayanan diakonia ini mengingatkan orang Kristen non-Yahudi bahwa akar iman mereka berasal dari bangsa Yahudi, sekaligus menegaskan kepada jemaat Yahudi bahwa Mesias itu juga bagi bangsa-bangsa non Yahudi. Buat jemaat di Roma yang multi-etnis, ini tentu pesan penting!
Sepenting apa isu masalah sosial bagi gereja kita? Seserius apa kita memandang gereja lain sebagai saudara yang perlu didukung jika butuh bantuan? Jawabannya tergantung pada pemahaman tentang Injil yang kita yakini dan yang kita beritakan. [ICW]
"Sebab, jika bangsa-bangsa lain telah beroleh bagian dalam harta rohani orang Yahudi, maka wajiblah juga bangsa-bangsa lain itu melayani orang Yahudi dengan harta duniawi mereka." Roma 15:27