Bacaan Alkitab hari ini : Keluaran 10-11
Tulah yang ditimpakan Allah kepada bangsa Mesir itu dari satu sisi merupakan hukuman terhadap tindakan Firaun yang telah memperbudak bangsa Israel. Akan tetapi, dari sisi lain, tulah juga bisa dipandang sebagai anugerah Allah yang memperingatkan Firaun untuk bertobat. Dalam kemahatahuannya, Allah telah memahami bahwa Firaun adalah seorang yang keras kepala dan tidak bisa membuka mata untuk melihat betapa sia-sianya melawan Allah. Bila dalam kitab Keluaran ini beberapa kali disebutkan bahwa Allah "mengeraskan hati Firaun" (4:21; 7:3; 9:12; 10:20, 27; 11:10; 14:4, 8), hal ini tidak berarti bahwa Allah bertanggung jawab atas sikap Firaun yang mengeraskan hati. Ingatlah bahwa sikap mengeraskan hati itu bukanlah kehendak Allah. Kehendak Allah adalah agar manusia merendahkan diri di hadapan Allah. Dalam hal Allah mengeraskan hati Firaun, maksudnya adalah bahwa Allah menguatkan atau membiarkan kemauan Firaun yang menentang Allah. Itulah sebabnya, walaupun Allah telah menjatuhkan berbagai tulah, dan di dalam bacaan Alkitab hari ini ditambah dengan tulah belalang (tulah kedelapan) dan tulah gelap gulita (tulah kesembilan) yang mengerikan, Firaun tetap melanjutkan sikapnya menentang kehendak Allah.
Bacaan Alkitab hari ini kembali mengingatkan kita agar peka terhadap peringatan Allah melalui berbagai peristiwa yang terjadi di dalam hidup kita. Bila kita tidak peduli terhadap kehendak Allah, dan kita terus mengeraskan hati, celakalah bila Allah membiarkan kita. Peringatan Allah seharusnya kita syukuri sebagai kesempatan yang diperpanjang. Apakah Anda bersedia merendahkan diri di hadapan Allah saat Anda mendapat peringatan dari Tuhan? [P]
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pergilah menghadap Firaun, sebab Aku telah membuat hatinya dan hati para pegawainya berkeras, supaya Aku mengadakan tanda-tanda mujizat yang Kubuat ini di antara mereka."
Keluaran 10:1