Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru merupakan suatu kesatuan yang kita perlukan untuk bisa mengenal Allah secara utuh. Melalui Perjanjian Lama, kita bisa memahami bahwa Allah itu Mahabesar, Mahakudus, Mahatinggi, sehingga tidak mungkin bisa dijangkau oleh manusia berdosa. Walaupun Anugerah Allah telah diperkenalkan dalam Perjanjian Lama, anugerah Allah itu masih terlihat samar-samar. Dalam Perjanjian Baru, Allah Yang Mahatinggi itu berkenan menghampiri manusia dan berdiam di antara manusia. Kematian Kristus di kayu salib menjembatani jurang pemisah antara manusia dengan Allah. Allah yang Tak Terjangkau itu berkenan hadir dan diam di antara kita. Orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus diangkat menjadi anak-anak Allah.
Sebagai anak-anak Allah pada masa Perjanjian Baru, kita tidak perlu menghampiri Allah dengan perasaan takut. Iman kita seharusnya membuat kita berani mendekati Allah, walaupun kita harus tetap bersikap hormat. Dari satu sisi, ketakutan menghampiri Allah harus kita buang. Dari sisi lain, kita perlu mengembangkan rasa hormat kepada Allah. Sikap kurang ajar dalam menghampiri Allah merupakan hasil salah tafsir terhadap anugerah Allah.
Musa adalah seorang yang dekat dengan Allah, tetapi Musa tetap menghormati Allah. Orang yang menghormati Allah adalah orang yang menjaga kesucian dirinya serta tidak bertindak atau berkata secara sembrono. Menurut pengamatan Anda, apakah orang-orang Kristen pada masa kini telah menghormati Allah secara semestinya saat menghampiri Allah? Menurut Pendapat Anda, apakah ciri seorang yang menghormati Allah? Apakah Anda Seorang yang menghormati Allah? [P]
"Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya." Ibrani 4:16