Dalam upaya untuk menyelamatkan manusia dari dosa dan memberi kemenangan kepada manusia, Tuhan Yesus mengalami pergumulan dan pertarungan dalam diri-Nya sendiri. Pertarungan tersebut pada dasarnya mewakili pertarungan dalam diri manusia, yaitu pertarungan antara menuruti kehendak Allah atau menuruti keinginan diri; antara ego dan kenyamanan diri atau kehendak Allah yang tidak menyenangkan. Dapatkah Anda bayangkan betapa beratnya pergumulan Tuhan Yesus pada waktu itu? Jika Anda berada dalam situasi tersebut, apakah Anda dapat memenangkan pergumulan tersebut?
Pada malam sebelum Tuhan Yesus ditangkap, Ia bergumul berat untuk menghadapi salib yang ada di depan mata. Pergumulan Tuhan Yesus itu digambarkan dengan kata-kata yang mewakili perasaan Tuhan Yesus, seperti: sedih, gemetar, mau mati rasanya, dan peluhnya menetes seperti darah. Di satu sisi, Tuhan Yesus mau taat pada kehendak Bapa. Di sisi lain, ada keinginan diri untuk lepas dari penderitaan. Namun, akhirnya Tuhan Yesus memilih untuk takluk pada kehendak Bapa. Pada saat Tuhan Yesus tunduk pada kehendak Bapa, Tuhan Yesus memenangkan pertarungan dalam diri-Nya.
Sampai hari ini, sekalipun orang Kristen sudah diselamatkan, kita terus bertarung dalam pergumulan terhadap diri sendiri. Itulah sebabnya, salah satu syarat untuk mengikut Kristus adalah menyangkal diri dan memikul salib setiap hari (Lukas 9:23). Pikirkanlah keinginan diri yang membuat kita menghindari kehendak Allah! Salah satu kunci untuk memenangkan pertarungan atas keinginan diri adalah dengan percaya bahwa kehendak Allah selalu yang terbaik, sekalipun terkadang tidak menyenangkan. [AB]
"Kita tahu, bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa, melainkan orang-orang yang saleh dan yang melakukan kehendak-Nya." Yohanes 9:31