Minggu, 26 Januari 2014
Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 30
Saat merenungkan Yesaya 19-20 telah disebutkan bahwa mengharapkan pertolongan bangsa Mesir untuk menghadapi ancaman bangsa Asyur merupakan suatu pengharapan yang sia-sia karena Mesir akan ditaklukkan oleh Asyur (lihat renungan tanggal 16 Januari 2014). Akan tetapi, meminta bantuan Mesir merupakan sesuatu yang tercela bukan hanya karena Mesir tidak bisa membantu, tetapi juga karena Allah tidak menghendaki umat-Nya membentuk ikatan perjanjian dengan Mesir. Oleh karena itu, Allah mencela umat Yehuda yang mengirim utusan ke Mesir untuk mencari bantuan guna menghadapi ancaman Asyur (30:1-2). Mencari bantuan ke Mesir itu merupakan tindakan ketidaktaatan, bahkan penentangan terhadap kehendak Allah. Sebenarnya, yang harus dilakukan oleh umat Yehuda adalah bertobat dan tinggal tenang (tidak melakukan usaha apa pun kecuali menantikan pertolongan Allah, 30:15). Sumber kekuatan umat Allah adalah menantikan Allah bekerja, bukan mencari bantuan yang masuk akal (manusiawi).
Keangkuhan manusia membuat manusia seringkali tidak memahami keterbatasan dirinya. Bila kita tidak menyadari keterbatasan diri kita, kita tidak akan pernah memiliki waktu untuk memeriksa keadaan diri kita sendiri. Dalam hal umat Israel (atau umat Yehuda), yang paling dikehendaki Allah adalah agar umat-Nya menyadari bahwa mereka memerlukan Allah. Bila mereka melakukan dosa dan Allah menghukum mereka, yang Allah kehendaki adalah agar mereka sadar, bertobat, dan datang kepada Allah memohon pengampunan, bukan mencari jalan keluar dengan cara mereka sendiri.
Yesaya 30:15-16a
Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: “Dengan bertobat
dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya
terletak kekuatanmu.” Tetapi kamu enggan, kamu berkata: “Bukan, kami
mau naik kuda dan lari cepat,” maka kamu akan lari dan lenyap.