Imamat 20 dikenal sebagai pasal yang memuat berbagai pelanggaran dan dosa yang mendatangkan hukuman mati. Ada dua hal yang perlu dihindari ketika kita membaca pasal ini. Di satu pihak, kita tidak boleh menerapkan apa yang tertulis secara literal, dan di pihak lain, kita tidak boleh menganggapnya tidak berlaku bagi kehidupan di dunia modern. Kunci untuk memahami pasal ini terdapat pada 20:26 yang berbunyi, "Kuduslah kamu bagi-Ku, sebab Aku ini, TUHAN, kudus dan Aku telah memisahkan kamu dari bangsabangsa lain, supaya kamu menjadi milik-Ku." Artinya, Allah ingin agar bangsa Israel memiliki kehidupan yang berbeda dengan bangsa-bangsa sekitar. Allah berkata bahwa Ia telah muak dengan perilaku bangsa-bangsa sekitar sehingga mereka telah dihalau dan dimusnahkan, negerinya diberikan kepada bangsa Israel (20:23-24). Perilaku bangsa asing seperti apakah yang membuat Allah merasa muak kepada mereka? Semua perilaku yang tercatat dalam Imamat 20 ini, yakni: persembahan anak kepada Molokh (20:2-6), perselingkuhan (20:10), persetubuhan dengan kerabat dekat (20:11-12, 14, 17, 19-21), perilaku homoseks (20:13), hubungan seks dengan binatang (20:15-16), hubungan seks masa menstruasi (20:18), dan pemanggilan arwah orang mati (20:27).
Jadi, di pasal 20 ini, Allah dengan tegas mengingatkan Israel, bahwa bangsa-bangsa asing sudah dimusnahkan karena dosadosa tersebut dan jika bangsa Israel melakukan dosa-dosa yang sama, Allah tidak akan segan-segan memusnahkan mereka.
Bagaimana kita menerapkan pengajaran pasal ini dalam kehidupan masa kini? Pertama, kekudusan Allah adalah hal yang mutlak, siapa pun yang melanggar kekudusan-Nya akan dihukum. Kedua, kita harus menghindari dosa-dosa yang secara eksplisit disebut dalam pasal ini agar tidak dihukum oleh Allah. [TF]
"Janganlah kamu hidup menurut kebiasaan bangsa yang akan Kuhalau dari depanmu: karena semuanya itu telah dilakukan mereka, sehingga Aku muak melihat mereka." Imamat 20:23