Musa mengutus dua belas orang untuk mengintai tanah Kanaan. Akan tetapi, ternyata bahwa laporan dua orang pengintai (yaitu Kaleb dan Yosua) berbeda cara pandang dengan laporan sepuluh pengintai yang lain. Mereka semua mengakui bahwa Tanah Kanaan itu memang tanah yang subur, tetapi penduduk setempat berbadan besar-besar, dan pertahanan mereka nampaknya amat kuat. Menghadapi situasi semacam itu, sepuluh orang merasa pesimis untuk bisa menguasai daerah tersebut, sedangkan dua orang pengintai merasa optimis. Perasaan pesimis itu muncul karena mereka membandingkan postur tubuh penduduk Kanaan yang tinggi dengan postur tubuh mereka yang lebih kecil, sedangkan perasaan optimis muncul karena Kaleb dan Yosua meyakini kekuatan Allah yang menyertai mereka (13:27-33, bandingkan dengan 14:6-10).
Perbedaan cara pandang kedua belas pengintai di atas mewakili cara pandang manusia secara umum terhadap berbagai masalah kehidupan. Bila kita mempertimbangkan campur tangan Allah dalam setiap masalah kehidupan, kita akan cenderung memandang kehidupan secara optimis. Akan tetapi, bila kita tidak mempertimbangkan adanya campur tangan Allah, kita akan memandang kehidupan dalam ketidakpastian atau kita memandang kehidupan secara pesimis. Saat Anda menghadapi persoalan berat dalam berbagai masalah kehidupan (kesehatan, pekerjaan, bisnis, keluarga, studi, keuangan, dan sebagainya), apakah Anda condong bersikap optimis atau pesimis? Apakah Anda gampang merasa kuatir atau takut? Apakah Anda tidak pernah atau kadang-kadang atau selalu menyadari kemungkinan campur tangan TUHAN dalam kehidupan Anda? Orang percaya harus merasa yakin akan penyertaan Allah terhadap dirinya! [P]
Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: "Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya." Bilangan 13:30