Banyak pemimpin tidak berani melepaskan jabatannya dan menyerahkannya pada orang lain karena takut bahwa setelah ia diganti, pekerjaan/pelayanannya menjadi hancur karena pemimpin yang baru belum siap menggantikan. Banyak orang tua yang tidak berani melepaskan anaknya memasuki hidup yang mandiri, bahkan setelah menikah pun masih dikontrol.
Musa harus melepaskan posisi kepemimpinan dan menyerahkannya pada Yosua. Di satu sisi, Musa tidak menakut-nakuti, tetapi ia menguatkan penggantinya dengan mengatakan, "...Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati." (31:7-8). Di sisi lain, Yosua yang nampak takut menggantikan Musa karena merasa kalah karisma dan kompetensi (Dalam Yosua 1, Tuhan mengulang perkataan, "kuatkan dan teguhkan hatimu" sampai empat kali. Secara tersirat, nampaknya Tuhan menguatkan Yosua yang khawatir dan takut menggantikan Musa).
Para pemimpin dan orang tua harus berani melepaskan kontrol dan menyerahkan kepemimpinan kepada generasi berikutnya. Setiap pemimpin baru dan anak yang bertumbuh dewasa pasti memiliki kisah hidup yang berbeda dari pemimpin atau orangtuanya, sehingga gaya mereka tidak bisa dan tidak boleh disamakan dengan gaya generasi sebelumnya. Oleh sebab itu, para pemimpin dan orang tua harus lebih dahulu melengkapi calon pengganti mereka. Yosua sudah belajar dengan meneladani Musa sejak muda (sejak keluar Mesir, lihat Keluaran 17). Perjuangan para pemimpin dan orangtua saat ini adalah mendidik generasi muda dalam Tuhan agar siap menjalani hidup mandiri, bukan mengontrol para pemimpin baru atau anak-anak yang telah bertumbuh dewasa. [MB]
"Jangan seorang pun menganggap engkau r endah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang per caya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu." 1 Timotius 4:12