Tuhan Yesus menghendaki agar para murid-Nya bukan sekedar mengikuti Dia, tetapi mengenal Dia. Oleh karena itu, Dia kesal ketika para murid-Nya salah menafsirkan perkataan-Nya karena kesalahan itu menunjukkan bahwa para murid-Nya kurang peka. Dia menginginkan agar kebersamaan yang telah terjalin antara diri-Nya dengan para murid-Nya membuat para murid itu semakin mengenal Dia (16:5-12). Oleh karena itu, setelah para murid mengikuti Dia selama sekitar tiga tahun, Tuhan Yesus mengajukan pertanyaan untuk menguji pengenalan para murid terhadap diri-Nya. Dari pertanyaan yang bersifat umum (kata orang, 16:13), Tuhan Yesus beralih kepada pertanyaan yang bersifat pribadi (katamu, 16:15).
Jawaban Petrus, "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" (16:16) merupakan pengakuan yang paling memuaskan. Tuhan Yesus mengemukakan bahwa gereja akan didirikan di atas pengakuan tersebut (16:17). Pengakuan Petrus dan tanggapan Tuhan Yesus itu mengajarkan beberapa hal penting: Pertama, Allah orang Kristen adalah Allah yang hidup. Dia tidak memiliki kesamaan dengan makhluk ciptaan Allah, sehingga Allah melarang umat-Nya membuat patung yang menggambarkan diri-Nya. Kedua, Yesus Kristus adalah Mesias yang diutus Allah untuk melakukan tugas menyelamatkan orang berdosa melalui kematian-Nya di kayu salib. Tidak ada orang lain yang bisa melakukan tugas ini (Bandingkan dengan Kisah Para Rasul 4:12). Ketiga, Allah menginginkan agar umat-Nya mengungkapkan iman secara pribadi, bukan ikut-ikutan. Tuntutan untuk mengungkapkan iman secara pribadi ini ditujukan bagi Anda juga. Jawablah secara pribadi, "Menurut Anda, siapakah Yesus Kristus itu?" [P]
"Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibir nya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia." Matius 15:8-9