Menggantikan pemimpin besar seperti Musa tentu saja tidak mudah bagi Yosua. Setidak-tidaknya, ada dua hal yang menjadi tanggung jawab utama Yosua: Pertama, ia harus memimpin bangsa Israel yang disebut TUHAN sebagai bangsa yang tegar tengkuk (Keluaran 32:9). Pengalaman membuat Musa juga mengakui bahwa bangsa Israel adalah bangsa yang tegar tengkuk (Ulangan 31:27). Kondisi bangsa Israel yang tegar tengkuk inilah yang menjadi tantangan bagi kepemimpinan Yosua. Kedua, ia harus memimpin mereka untuk memenangkan pertempuran demi pertempuran agar dapat menduduki tanah Kanaan. Tentu saja tugas ini menuntut kerja yang ekstra keras karena bangsa-bangsa yang tinggal di tanah Kanaan adalah bangsa-bangsa yang sudah terlatih dalam berperang dan pasukan mereka kuat. Oleh karena itu, bangsa Israel harus menghadapi tantangan yang sangat besar untuk bisa memasuki dan menduduki tanah Kanaan. Itulah sebabnya, Allah sampai tiga kali memerintahkan Yosua agar menguatkan dan meneguhkan hatinya (Yosua 1:6, 7, 9). Pengulangan sampai tiga kali ini menunjukkan bahwa Allah sangat bersungguh-sungguh dalam menguatkan dan meneguhkan hati Yosua untuk memimpin bangsa Israel memasuki tanah Kanaan.
Allah menguatkan dan meneguhkan Yosua di awal kepemimpinannya, sebab Allah tahu bahwa Yosua akan banyak menghadapi tantangan demi tantangan--baik dari luar maupun dari dalam--ketika memimpin bangsa Israel. Sebagaimana Allah meminta Yosua agar menguatkan dan meneguhkan hatinya, demikian pula Allah meminta kita untuk menguatkan dan meneguhkan hati dalam menjalani kehidupan bersama dengan Dia. [SL]
"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." Matius 28:19-20