Ketika Kaleb bin Yefune meminta milik pusaka kepada Yosua, Alkitab mencatat bahwa usianya sudah mencapai delapan puluh lima tahun. Tentu saja, usia tersebut sudah tidak tergolong muda, bahkan sebenarnya Kaleb sudah memasuki masa pensiun. Sekalipun demikian, usia lanjut tidak mematahkan semangat Kaleb.
Kaleb adalah pribadi yang amat bersemangat dan penuh visi. Ia adalah salah satu dari dua belas pengintai yang di utus Musa untuk mengintai tanah Kanaan sebelum Allah menghukum mereka. Ia melaporkan keadaan negeri Kanaan dan dengan berani berkata bahwa jika TUHAN berkenan, Allah akan membawa umat-Nya memasuki negeri itu (Bilangan 14:6-8). Di usia yang tidak lagi muda, semangat dan visinya tidak berubah. Kepada Kaleb, Yosua memberikan tanah Hebron—tempat tinggal orang Enak (orang-orang yang berperawakan besar)—dan Kaleb berhasil menduduki tanah tersebut.
Kaleb merupakan contoh bahwa usia bukanlah penghalang bagi seseorang untuk mewarisi janji Allah. Semangat dalam menjalani kehidupan bersama dengan Tuhan telah ada dalam diri Kaleb sejak ia masih muda. Ia tekun, sehingga walaupun harus berjuang dalam jangka waktu yang panjang, ia tetap setia dan bersemangat di dalam Tuhan.
Tidak ada manusia yang dapat menahan laju pertambahan usia. Namun, sebagai umat Tuhan, kita dapat melatih diri untuk tekun dan setia mengikuti dan mengasihi Tuhan sejak masa muda, sehingga sampai tua pun kita tetap setia kepada-Nya. Mulailah melatih diri untuk mengasihi Tuhan sejak sekarang. Jangan menunda sampai besok karena hari esok merupakan hasil dari kerja keras hari ini. [SL]
"Juga sampai masa tuaku dan putih rambutku, ya Allah, janganlah meninggalkan aku, supaya aku memberitakan kuasa-Mu kepada angkatan ini, keperkasaan-Mu kepada semua orang yang akan datang." Mazmur 71:18