Saat-Saat Akhir Yesus Kristus
Herbert Lockyer mengatakan, “Sepertiga Injil Matius, sepertiga Injil Markus, seperempat Injil Lukas, dan setengah Injil Yohanes diabadikan untuk menceritakan saat-saat terakhir kehidupan Yesus. Sekitar sepertiga materi yang membentuk keempat Kitab Injil berkaitan dengan minggu terakhir kehidupan Yesus.” Perkataan di atas menggambarkan betapa pentingnya saat-saat terakhir dalam kehidupan Tuhan Yesus di dunia ini. Kita akan merenungkan beberapa hal menyangkut peristiwa menuju penyaliban:
Pertama, Tuhan Yesus menyadari bahwa waktu untuk menuju salib sudah dekat (Lukas 9:51; Matius 26:18; Yohanes 13:1). Oleh karena itu, Ia memasuki kota Yerusalem untuk menjalankan misi terakhir-Nya.
Kedua, Setelah 70 murid yang Dia utus kembali untuk melaporkan pelayanan mereka, Tuhan Yesus bersukacita karena perkara-perkara besar telah dilakukan oleh orang–orang sederhana. Para murid pasti bangga karena pelayanan mereka berhasil, namun sukacita sejati akan diperoleh bila “namamu terdaftar di sorga” (Lukas 10:20).
Ketiga, Tuhan Yesus mendoakan murid-murid-Nya dan orang-orang lain yang percaya kepada-Nya agar Bapa melindungi mereka daripada yang jahat karena Ia akan meninggalkan mereka dan para murid harus berjuang dalam dunia yang jahat ini.
Keempat, Para murid (terutama Petrus) telah disiapkan untuk menghadapi goncangan iman saat Tuhan Yesus ditangkap, diadili, dan disalibkan. Namun, Petrus gagal dan menyangkal Tuhan Yesus. Pemulihan terjadi setelah Petrus sadar bahwa kebenaran harus dipegang, bukan disangkal!
Kelima, Tuhan Yesus meninggalkan teladan kerendahhatian dengan mencuci kaki para murid-Nya. Tujuannya adalah agar para murid meniru teladan tersebut melalui sikap rendah hati dan saling melayani.
Keenam, Tuhan Yesus menegaskan kepada Pilatus bahwa kerajaan-Nya bukan dari dunia ini karena Dia datang dari sorga. Dia adalah Raja atas segala raja yang bertahta di sorga, bukan di dunia.
Ketujuh, penyaliban membuat Tuhan Yesus (berdasarkan ukuran manusia) berstatus sebagai Sang Penjahat, padahal sebenarnya penyaliban adalah kemuliaan yang membuat Dia menjadi Sang Penebus dosa.
Kedelapan, penyaliban merupakan kisah kasih Allah yang heroik, agung, dan mulia bagi manusia berdosa; yaitu kisah kasih Allah yang rela memberikan Anak-Nya yang tunggal sebagai korban penebusan.
Semoga perenungan penyaliban Tuhan Yesus menguatkan iman kita dan memperdalam pemahaman kita akan kasih Allah bagi kita. [FW]
Minggu, 13 April 2014
Bacaan Alkitab hari ini: Lukas 9:51-56
Kehadiran Tuhan Yesus di dunia memiliki tujuan yang jelas. Sejak kelahiran-Nya ke dalam dunia, tidak pernah fokus-Nya bergeser dari apa yang direncanakan Allah Bapa bagi-Nya. Seluruh hidup dan waktu-Nya terfokus pada rencana Allah. Hal ini jelas terlihat ketika Tuhan Yesus hendak ke Yerusalem. Ia mengetahui bahwa waktunya hampir genap, yaitu bahwa ia berada dalam “waktu yang ditentukan” Allah bagi-Nya. Alkitab mencatat bahwa “Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem” (9:51). Yerusalem menjadi penting bagi Tuhan Yesus karena Yerusalem merupakan tempat Ia akan melakukan misi terakhir-Nya yang akan digenapi di Yerusalem (bandingkan dengan Lukas 9:31: “Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem”), sedangkan orang Samaria yang mengetahui bahwa Tuhan Yesus akan ke Yerusalem malah menolak Dia karena mengetahui kota tujuan-Nya itu. Sungguh Ironis! Orang Samaria tidak hanya tidak menerima Yerusalem sebagai pusat penyembahan orang Israel, tetapi juga tidak menerima Yerusalem sebagai tempat rencana Allah dinyatakan.
Banyak orang pada masa Tuhan Yesus yang tidak melihat rencana Allah yang digenapi di Yerusalem, tempat penyaliban terjadi. Penolakan orang Samaria ini tidak membuat fokus Tuhan Yesus ke Yerusalem berubah serta tidak mempengaruhi kesiapan-Nya melakukan rencana Allah. Manusia dapat kehilangan fokus ketika ada penolakan. Banyak tujuan gagal karena adanya halangan di tengah perjalanan. Dalam mengikut Tuhan, kita harus memiliki hati yang peka terhadap kehendak Tuhan serta memiliki hati yang teguh, sehingga kita tidak goyah dan melenceng dari fokus dan tujuan Allah yang mulia bagi kita. [FW]
Lukas 18:31
Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu berkata kepada mereka: “Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan segala sesuatu yang ditulis oleh para nabi mengenai Anak Manusia akan digenapi.”