Orang yang menghormati Allah akan menaati firman Tuhan sebagai kebenaran yang harus dijunjung tinggi. Ujian ketaatan kembali diperhadapkan pada Raja Saul melalui perintah untuk menumpas bangsa Amalek. Perintah ini sebenarnya pernah disampaikan kepada bangsa Israel pada zaman Musa (Ulangan 25:17-19). Namun, saat itu, bangsa Israel masih belum berhasil menumpas bangsa Amalek. Sayangnya, saat Raja Saul memiliki kesempatan untuk melaksanakannya, ia tidak taat. Perilaku inilah yang membuat Allah berduka.
Setelah kasus di pasal 13-14, Raja Saul tidak mau mengambil risiko dengan membuat pamornya makin redup. Demi mengambil hati rakyat Israel, ia membiarkan rakyat menjarah kambing domba dan lembu yang tambun. Bahkan Agag, raja Amalek juga tidak dibunuh. Saul mengabaikan kebenaran dan membiarkan ketidakbenaran terjadi demi menyenangkan rakyatnya. Saul tahu bahwa tindakan rakyat itu tidak berkenan di hati Tuhan, tetapi ia melakukannya agar kepemimpinannya diakui. Bukan hanya itu, Saul juga mengabaikan tanggung jawab pribadi dan menyalahkan orang lain. Saat Samuel menegurnya, Saul membela diri dengan cara menyalahkan rakyat (15:21). Ia tidak mau bertanggung jawab atas kesalahannya. Ia melakukan "lempar batu sembunyi tangan" dengan mengatakan kebohongan. Saul lupa bahwa ia berhadapan dengan Tuhan. Meskipun ia menyesali dosanya (15:24, 30), Tuhan tetap menjatuhkan hukuman.
Jangan gadaikan kebenaran demi pengakuan manusia, apalagi sampai berdusta demi menutupi kesalahan diri sendiri. Jadilah pribadi yang menjunjung kebenaran! Bila kita melakukannya, kita akan dihormati oleh Allah dan manusia. [FI]
"Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja." 1 Samuel 15:23b