Dalam ulasan sebuah buku tentang kepemimpinan, dijelaskan bahwa jika seorang pemimpin memiliki sisi gelap paranoid, maka hatinya akan cenderung dipenuhi oleh ketakutan terhadap orang lain yang dia anggap sebagai pesaing. Akibatnya, selalu timbul keinginan dalam hatinya untuk menyingkirkan pesaingnya itu demi memperoleh rasa aman. Perasaan tidak aman inilah yang diperlihatkan oleh Raja Saul terhadap Daud yang danggap sebagai pesaingnya. Tampilnya Daud sebagai panglima perang baru yang sedang "naik daun" merupakan ancaman bagi Raja Saul. Ia menyadari bahwa Daud adalah pilihan Tuhan (18:28) yang telah memenangkan hati rakyat Israel karena serangkaian kemenangannya di medan perang (18:5-7). Itulah sebabnya, Raja Saul menjadi ketakutan saat memperhatikan perkembangan yang sedang berlangsung dan ia semakin keras berusaha dengan segala cara agar bisa menyingkirkan Daud (18:11, 13, 17, 25).
Berbeda dengan ayahnya, Yonatan tidak menganggap keberadaan Daud sebagai saingan yang mengancam kedudukannya. Sebagai sahabat yang baik, Yonatan tidak mendukung sikap ayahnya yang memusuhi Daud, malahan ia mendukung kepemimpinan Daud sebagai panglima perang Israel, karena ia melihat bahwa Daud memiliki kompetensi sebagai pemimpin.
Sebagai umat yang mempercayai pimpinan Tuhan, tidak seharusnya kita menjadi paranoid dan menganggap rekan kerja atau rekan sepelayanan sebagai pesaing yang akan menggeser kedudukan kita. Justru perasaan seperti itulah yang bisa menghancurkan hidup kita sehingga perilaku kita menjadi tidak berkenan di hadapan Tuhan. [FI]
"Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat." Yakobus 3:16