Hidup manusia itu penuh dengan dinamika. Kita tidak bisa menghindar dari berbagai masalah yang mendatangi kita. Bacaan Alkitab hari ini mencatat dimulainya pelarian Daud dari kejaran Raja Saul. Berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk menyelamatkan diri membuat Daud tertekan serta kekuatan fisik dan emosinya terkuras. Tujuan pertama pelarian Daud adalah ke Nob. Kemungkinan, karena Nob adalah kota para imam (22:11), Daud merasa bahwa Nob cukup aman menjadi tujuan pelarian pertamanya. Imam Ahimelekh yang menemuinya merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres, tetapi ia tetap melayani Daud sebagai bentuk penghargaan terhadap kepahlawanan Daud. Ketika Daud meminta pedang Goliat yang disimpan di sana, Ahimelekh memberikan kepadanya.
Tujuan kedua pelarian Daud adalah kota Gat, sebuah kota Filistin. Daud berpikir bahwa Raja Saul tidak akan berani mengejar sampai ke kota itu. Akan tetapi, begitu Raja Akhis mengetahui kehadiran Daud di kota tersebut, Daud terpaksa berpura-pura gila agar tidak dibunuh. Sungguh menyedihkan bahwa seorang yang dipilih Tuhan untuk menjadi raja Israel harus berada dalam situasi sulit yang membuatnya sangat tertekan dan bahkan harus melakukan kebohongan. Seorang pahlawan yang gagah perkasa harus menjadi seperti seorang kriminal yang melarikan diri dan tidak berdaya. Tuhan ingin mengajar Daud untuk belajar hidup bersandar kepada-Nya dalam situasi apa pun yang sedang menekan hidupnya. Hal yang sama juga ditujukan kepada setiap orang percaya. Dalam situasi apa pun, marilah kita belajar bersandar kepada-Nya. Dalam Tuhan, selalu ada jalan keluar atas segala permasalahan hidup kita. [FI]
"Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah jiwaku berlindung; dalam naungan sayap-Mu aku akan berlindung, sampai berlalu penghancuran itu." Mazmur 57:2