Kehidupan orang yang jauh dari Allah terlihat dari sikap dan tindakan yang semakin tidak beriman kepada Allah. Ketakutan Raja Saul ketika tentara Filistin mengepung Israel membuatnya melakukan tindakan yang tidak berkenan di mata Tuhan. Semula Raja Saul mencoba bertanya kepada Tuhan, tetapi Tuhan sudah tidak mau menjawab (28:6). Selanjutnya, Raja Saul menempuh jalan pintas yang bertentangan dengan perintah Tuhan, yaitu mencari seorang perempuan pemanggil arwah untuk meminta petunjuk dari arwah Nabi Samuel. Padahal, Raja Saul sendiri yang telah menyingkirkan para pemanggil arwah dan peramal di negerinya (28:3b, 9). Jelas bahwa iman Raja Saul hanya setengah hati. Semula, Raja Saul seolah-olah telah bertobat dari segala pelanggarannya dan taat pada perintah Allah. Akan tetapi, ternyata bahwa ia kembali melanggar perintah Allah pada saat genting. Raja Saul menemukan pemanggil arwah di En-Dor dan ia meminta agar roh Nabi Samuel dipanggil muncul karena ia telah habis akal menghadapi bangsa Filistin yang makin mengancam keamanan Israel. Ironisnya, ketika roh yang dianggap Nabi Samuel itu muncul dan bercakap-cakap dengannya, roh itu bukan bicara tentang bagaimana bisa menang atas bangsa Filistin, tetapi menyampaikan berita kematian Saul karena murka Allah (28:18-19).
Ada perkataan bijak yang berbunyi, "Ikut Tuhan setengah hati membuat orang setengah mati, dan ikut Tuhan sepenuh hati membuat hidup bisa dinikmati." Jangan menipu Allah dengan berpura-pura beriman kepada-Nya karena Allah mengenal isi hati kita. Jika kita sedang bergumul untuk mempertahankan iman, belajarlah untuk bersikap jujur di hadapan-Nya dan mintalah Allah yang meneguhkan iman kita. [FI]
"Orang yang mengenal nama-Mu percaya kepada-Mu, sebab tidak Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya TUHAN." Mazmur 9:11