Daud adalah seorang yang sangat religius. Imannya kepada Allah mempengaruhi hidupnya dan membuat keputusan dan tindakannya tidak seperti kebiasaan orang-orang pada masa itu. Salah satu sikap Daud yang berbeda secara menonjol dibandingkan dengan sikap banyak orang adalah sikap terhadap Raja Saul dan keluarganya, karena dia yakin bahwa Saul adalah seorang raja yang diurapi Tuhan. Walaupun Raja Saul bersikap jahat terhadap dirinya, bahkan beberapa kali dia nyaris terbunuh oleh Raja Saul, Daud tidak mendendam. Rasa hormatnya terhadap Allah membuat Daud tidak berani (atau tidak mau) membalas terhadap orang yang diurapi Tuhan (sebagai raja). Rasa hormatnya terhadap Raja Saul ini juga membuat dia tidak membenci Isyboset, anak Raja Saul yang ikut-ikutan membenci Daud. Rekhab dan Baana dengan cara licik telah membunuh Isyboset dan memenggal kepalanya. Mereka mengira bahwa dengan berbuat demikian, mereka telah berbuat jasa terhadap Daud. Akan tetapi, mereka salah sangka! Mereka tidak menyangka bahwa sikap Daud di luar dugaan. Daud justru menyuruh anak buahnya untuk membunuh para pengkhianat itu!
Apakah iman Anda kepada Allah mempengaruhi cara hidup Anda? Bila sikap Anda mengikuti kebiasaan dunia ini tanpa mempertimbangkan keinginan Allah, berarti bahwa iman Anda tidak mempengaruhi hidup Anda. Bahkan, bisa dikatakan bahwa sebenarnya Anda tidak beriman! Iman Anda palsu! Iman yang sejati adalah iman yang diterapkan dalam kehidupan! Bila Anda ingin agar iman Anda mempengaruhi hidup Anda, tidak ada jalan lain selain bahwa Anda harus menjalin relasi yang sehat dengan Allah melalui doa serta pembacaan dan penerapan firman Tuhan.[P]
"Ketika ada orang yang membawa kabar kepadaku demikian: Saul sudah mati! dan memandang dirinya sebagai orang yang menyampaikan kabar baik, maka aku menangkap dan membunuh dia di Ziklag, dan dengan demikian aku memberikan kepadanya upah kabarnya." 2 Samuel 4:10