Sabtu, 3 Mei 2014
Bacaan Alkitab hari ini: Ayub 4-5
Ketika diminta untuk menilai keadaan dan kepribadian seseorang yg kita kenal, pada umumnya kita akan menilai dari sisi positif serta sisi negatif. Saat menilai sisi negatif, berhati-hatilah terhadap kecenderungan menghakimi karena pemahaman kita terbatas.
Elifas memiliki kecenderungan untuk menghakimi sehingga ia salah dalam mengambil kesimpulan tentang Ayub. Awalnya, Elifas memuji kearifan Ayub berkenaan dengan orang-orang yang memerlukan uluran tangannya, tetapi kemudian pujian tersebut berubah menjadi kritik pedas (4:3-6). Pengalaman hidupnya dijadikan standar untuk menyimpulkan bahwa “orang yang membajak kejahatan dan menabur kesusahan, ia menuainya juga” (4:8). Dengan kata lain, Elifas menganggap malapetaka yang dialami Ayub sebagai tuaian atas apa yang telah dia tabur di masa lalu. Elifas menuduh bahwa Ayub telah melakukan dosa yang mengakibatkan kehancuran hidupnya (5:17-18). Oleh karena itu, Ayub harus bertobat agar Allah memberkati dia (5:18-27).
Kita perlu berhati-hati ketika menilai orang. Jika kita tidak hati-hati, penilaian kita akan menjadi penghakiman. Tuhan tidak mengizinkan kita menghakimi karena kita bisa jatuh dalam kesalahan yang sama. Yang berhak menghakimi adalah Tuhan sendiri (Roma 2:1-3). Kita perlu belajar untuk tidak menghakimi orang lain, terutama orang yang sedang menderita. Seharusnya kita mendoakan dan mendorong orang yang sedang menjalani pergumulan yang berat agar tabah, bukan mengkritik atau memberi penilaian yang sembrono. Mintalah hikmat Tuhan agar kita dapat menghibur mereka yang tertimpa musibah dengan kata-kata yang tepat, sekaligus menciptakan suasana persaudaraan. [Souw]
Roma 2:1
“Karena itu, hai manusia, siapa pun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama.”