Dalam Perjanjian Lama, kita tidak menemukan teguran Allah secara langsung terhadap praktik poligami. Bahkan, kita bisa menemukan bahwa tokoh-tokoh iman seperti Abraham dan Raja Daud pun melakukan poligami. Sekalipun demikian, tidak adanya teguran atau larangan terhadap praktik poligami itu tidak berarti bahwa Allah menyetujui praktik poligami! Yang bisa kita lihat dengan jelas adalah bahwa praktik poligami mengakibatkan berbagai permasalahan dalam keluarga. Sebagai contoh, kita dengan mudah bisa melihat kegagalan Raja Daud dalam mendidik anak. Terjadinya perkosaan yang dilakukan oleh Amnon terhadap Tamar (13:1-19), pembunuhan yang dilakukan oleh Absalom (kakak Tamar yang seibu) kepada Amnon sebagai pembalasan terhadap perkosaan yang dilakukan Amnon (13:20-39), komunikasi yang buruk antara Raja Daud dan Absalom (pasal 14), serta pemberontakan Absalom terhadap Raja Daud (pasal 15) menunjukkan kegagalan Raja Daud dalam mendidik anak-anaknya. Dalam 1 Raja-raja 1:5-6, kita bisa melihat salah satu penyebab kegagalan Raja Daud dalam mendidik anak-anaknya, yaitu bahwa ia belum pernah menegur Adonia (anak Raja Daud yang dilahirkan oleh Hagit) dengan perkataan, "Mengapa engkau berbuat begitu?" Mudah diduga bahwa Raja Daud tidak tegas dalam mendidik anak!
Raja Daud, seorang beriman yang hidupnya dekat dengan Tuhan, tetapi gagal dalam mendidik anak. Kisah keluarga Daud ini merupakan suatu peringatan bagi setiap orang tua Kristen untuk serius memperhatikan perlunya pendidikan anak. Apakah Anda menyediakan cukup banyak waktu untuk mendidik anak-anak Anda? Ingatlah bahwa Anda akan menuai kesedihan bila keluarga Anda berantakan! [P]
"Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu." Amsal 29:17