Melihat keadaan jemaat Galatia yang sudah mulai terpesona terhadap kaum Yudaisme yang menuntut hidup berdasarkan hukum Taurat dan perbuatan, Paulus menegur jemaat Galatia dengan keras. Dalam bacaan Alkitab hari ini, Rasul Paulus menyampaikan bahwa keselamatan hanya oleh karena kasih karunia dan bukan karena melakukan hukum Taurat.
Di tengah kesedihannya, Paulus mengingatkan bahwa mereka telah memulai hidup di dalam Roh. Mereka telah mengenal Kristus lewat pelayanan yang ia lakukan, telah merasakan begitu besar anugerah dan mujizat, masakan mereka akan mengakhiri dengan kedagingan? Selanjutnya, Paulus menguatkan argumentasinya berdasarkan Firman Tuhan. Karena para penganut Yudaisme ingin membawa orang percaya untuk kembali ke hukum Taurat, ia pun menjelaskan dengan mengutip hukum Taurat. Ia menggunakan Abraham sebagai contoh (3:6) dengan mengutip Kejadian 15:6 yang berbunyi, "percayalah Abraham kepada Tuhan, maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran."
Itulah pengalaman Abraham: iman (sikap percaya) terhadap janji Allah itulah yang membuat Abraham dibenarkan, bukan ketaatan terhadap hukum Taurat. Berkat keselamatan yang dijanjikan Allah kepada Abraham dimaksudkan untuk disalurkan kepada segala bangsa di dunia (Kejadian 12:3), artinya berlaku pula bagi orang non Yahudi.
Saat ini, kita disebut sebagai anak-anak Abraham secara rohani. Apakah kita sungguh-sungguh hidup oleh iman percaya kita kepada Kristus, atau--tanpa sadar--kita mulai "terpesona" terhadap hal-hal di sekitar kita yang dapat menjauhkan kita dari iman kepada Kristus? [BS]
Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: "Orang yang benar akan hidup oleh iman." Galatia 3:11