Orang yang telah dimerdekakan di dalam Kristus tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri. Hidupnya dipimpin Roh untuk mengasihi dan melayani sesama. Dalam Galatia 6, Rasul Paulus menunjukkan perbedaan antara orang Kristen yang dipimpin oleh Roh dan penganut Legalisme (Yudaisme). Orang Kristen yang dipimpin oleh Roh Kudus hidup untuk kemuliaan Allah, bukan untuk mendapat pujian manusia.
Manusia tak mungkin bebas dari kesalahan/pelanggaran. Tindakan orang yang rohani berbeda dengan penganut legalisme dalam menangani saudara seiman yang jatuh dalam dosa. Orang yang rohani akan berusaha memimpin orang itu ke jalan benar dengan kasih dan roh lemah lembut, sedangkan penganut legalisme akan menghakimi serta bercerita kepada orang lain untuk memperlihatkan bahwa mereka tidak seperti orang yang melakukan kesalahan itu (bandingkan dengan perumpamaan orang Farisi dan pemungut cukai dalam Lukas 18:9-14).
Selanjutnya, Rasul Paulus mengingatkan agar setiap orang menguji pekerjaannya sendiri, bukan melihat keadaan orang lain (Galatia 6:4). Ia mengajarkan bahwa orang yang telah merdeka harus berbagi berkat dan berbuat baik kepada semua orang, terutama kawan-kawan seiman (6:10).
Paulus menutup surat Galatia dengan menunjukkan bahwa kehidupan di bawah hukum Taurat bertolak belakang dengan kehidupan di bawah kasih karunia. Orang yang hidup di bawah hukum Taurat suka menonjolkan diri (6:12a, 13b), kompromi (6:12b), munafik (6:13). Penganut legalisme/Yudaisme bermegah di dalam sunat, tetapi Paulus bermegah di dalam Kristus (6:13-14). Tetaplah mengasihi sesama! [BS]
"Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu. Demikianlah kamu mememuhi hukum Kristus." Galatia 6:2